SWARAKYAT.COM - Pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mengaku tidak mendapat laporan mengenai kondisi terkini perusahaan hingga merugi Rp 11,33 triliun dikritik.
Menurut, Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's
Democratic Policy, Satyo Purwanto, pernyataan itu seolah mengulangi kebiasaan
Ahok saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, yaitu selalu lempar masalah ke
pihak lain.
"Itu memang gaya lama dia, zaman jadi wakil dan
gubernur DKI pun begitu, pemimpin yang selalu menyalahkan anak buah adalah
karakter anti demokrasi, mau menang sendiri, tidak egaliter dan nggak
obyektif," ujar Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis
(27/8).
Padahal menurut mantan Sekjen ProDEM ini, pembukuan laporan keuangan dipastikan mendapatkan accord (ACC) dari Komisaris, seperti Ahok.
"Pembukuan laporan keuangan itu pasti ada ACC dari
komisaris, contohnya pernah ada kasus "window dressing" laporan
keuangan yang dipercantik padahal rugi direkayasa jadi untung di Garuda Indonesia
yang akhirnya terbongkar karena ada salah satu komisaris tidak mau teken itu
laporan keuangan," jelas Satyo.
Sehingga, Satyo tidak yakin jika mantan narapidana kasus
penistaan agama tersebut tidak mengetahui laporan kerugian di Pertamina.
Lah ini sudah dipublish kok baru alasan nggak dikasih
laporan sama Dirut (Direktur Utama), jadi itu alasan yang nggak mungkin,"
pungkas Satyo.
Ahok memang tengah jadi sorotan publik. Ini lantaran sesumbarnya bahwa Pertamina bisa untung sambil merem berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi.