SWARAKYAT.COM - Mantan Ketua MPR Amien Rais menduga gedung utama Kejaksaan Agung (Kejagung) sengaja dibakar oleh pihak yang diyakininya sebagai 'orang dalam'. Amien mengungkit kebakaran di gedung Bank Indonesia (BI) yang diduga berkaitan dengan skandal BLBI.
"Saya ingin buat video singkat ini untuk membuat catatan kecil tentang peristiwa akhir-akhir ini yaitu terutama kebakaran gedung Kejaksaan Agung yang begitu dahsyat itu. Yang kemudian mengingatkan kebakaran yang terjadi di gedung BI, bank central Indonesia, bank Indonesia lantai 6 kalau tidak salah, di mana disimpan seluruh berkas-berkas tentang skandal BLBI kemudian hilang. Dan setelah itu ada yang mengatakan demi hukum BLBI sudah selesai kan sudah tidak ada lagi data-data skandal itu," kata Amien mengawali penjelasannya dalam video yang diunggah di akun Instagram @amienraisofficial seperti dilihat detikcom, Rabu (26/8/2020).
Amien menduga ada orang dalam yang sengaja membakar gedung
BI demi menghilangkan berkas-berkas skandal BLBI. Orang dalam itu, kata Amien,
disuruh oleh para mafia.
"Siapa yang dulu membakar gedung BI lantai tertentu
yang menyimpan berkas-berkas skandal BLBI itu, tentu itu orang dalam, orang
dalam itu yang menyuruh, menurut saya, saya bisa kelir. Tapi kan boleh menduga
siapa lagi kalau bukan para penggasak uang sampai ratusan triliun itu yang
umumnya itu memang MTC, mafia taipan cukong, yang kemudian lantas seolah-seolah
selesai begitu saja,itu sampai 20 tahun, BLBI sudah nggak diangkat lagi,"
ujar dia.
Amien kemudian mengaitkan kebakaran di gedung BI itu dengan
kebakaran di gedung Kejagung. Amien menghargai pernyataan pihak Kejagung yang
meminta tak ada spekulasi namun dia khawatir kebakaran di Kejagung itu bisa
menghilangkan berkas-berkas perkara.
"Saya juga khawatir yang membakar gedung Kejaksaan Agung, itu simbol keadilan, tentu orang dalam, orang dalam itu tentu atas perintah dari lagi-lagi MTC itu. Saya menghargai bapak juru bicara Kejaksaan Agung, kita jangan berspekulasi," ujar Amien.
"Tapi di dalam alam demokrasi kita bisa mengingatkan
ini bukan spekulasi tapi kekhawatiran jangan-jangan nanti nggak akan terbuka
lagi sehingga nanti berkas Djoko Tjandra hilang siapa tahu, walaupun dijamin
Mahfud tidak akan hilang tapi itu jaminan juga yang belum jelas, Mahfud juga
khas omongan seperti itu," sambung Amien.
Dia lantas menaruh harapan pada aparat kepolisian dalam
mengungkap kasus in. Amien mengingatkan Polri tentang doktrin tribrata dan
catur prasetya.
"Mudah-mudahan pak polisi siapapun yang memimpin tolong
bangsa besar ini jangan sampai runtuh berantakan karena apalagi kezaliman
dibiarkan apalagi kezaliman diskriminatif," ujar Amien.
Di bagian akhir video, Amien juga menyampaikan pesan kepada
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia berharap Jokowi membawa Indonesia ke jalan
perbaikan.
"Saya juga pesan kepada Pak Jokowi, Anda sebagai
pemimpin tertinggi di negeri ini, tolong juga memberikan keteladanan, jangan
sampai terjebak kepada politik partisanship yaitu politik pemihakan. Anda lurah
Indonesia, Anda bapak Indonesia, jadi kalau kemarin-kemarin itu Indonesia
keliru, masih ada jalan perbaikan kembali," imbuh dia.
Penjelasan Menko Polhukam dan Kejagung
Menko Polhukam Mahfud Md sebelumnya memastikan aman berkas
terkait penanganan perkara di Kejagung. Salah satu yang dipastikan aman adalah
berkas perkara Djoko Tjandra.
"Pemerintah memberikan jaminan sepenuhnya bahwa
berkas-berkas perkara yang sedang ditangani kejaksaan agung di mana yang saat
ini sangat menonjol ada 2 perkara yaitu kasus Djoko Tjandra yang melibatkan
jaksa Pinangki dan kasus Jiwasraya itu data-datanya berkas-berkas perkaranya
aman, 100 persen aman," kata Mahfud dalam konferensi virtual, Minggu
(23/8).
"Jadi keamanan data atau berkas-berkas perkara itu
tentu dijamin oleh kejaksaan agung dan saya ikut mengawal di situ sebagai
menko, saya akan teliti, akan ikuti betul ini perkembangannya bahwa kasus yang
melibatkan jaksa Pinangki atau jaksa lain kalau ada itu harus berproses secara
transparan," sambung Mahfud.
Mahfud juga menegaskan pemerintah tidak akan menutupi
informasi terkait kebakaran di gedung Kejaksaan Agung (Kejagung). Mahfud
menyebut masyarakat bisa ikut memantau langsung mengenai proses penyelidikan
kebakaran di Kejagung.
"Tidak mungkin pemerintah itu berbohong atau
menyembunyikan sesuatu dalam situasi seperti ini. karena sekarang masyarakat
punya alat sendiri untuk mencari tahu dan membongkar. Oleh sebab itu pemerintah
tidak pernah ada niatan untuk menyembunyikan kasus, menyembunyikan orang dan
sebagainya," kata Mahfud.
Pernyataan senada juga disampaikan Kapuspenkum Kejagung Hari
Setiyono. Hari menyerahkan sepenuhnya penyelidikan terkait kebakaran di gedung
Kejagung kepada Polri.
"Penyebab kebakaran ini sampai dengan saat ini masih
dalam proses penyelidikan polri," ujar Kapuspenkum Kejagung Hari Setiyono
di Gedung Kejagung, Jalan Sultan Hasanuddin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
Minggu (23/8).
Hari meminta seluruh pihak untuk bersabar menunggu hasil
penyelidikan polri. Selain itu, dia juga meminta agar tidak adanya spekulasi
dan asumsi terkait kejadian ini.
"Oleh karena itu teman-teman mohon bersabar dan kami
mohon tidak membuat spekulasi, atau pun asumsi yang tidak dapat
dipertanggunjawabkan," kata Hari.
"Artinya mari kita sabar menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian," sambungnya.