SWARAKYAT.COM - Anggota Komisi VII Frkasi Pratai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marthen Douw tampak emosi saat rapat dengar pendapat bersama Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bahkan saking emosinya, Marthen Douw menggebrak meja.
Luapan emosi Marthen timbul saat membahas progres
pembangunan smelter PT Freeport Indonesia. Di sela-sela Marthen melakukan
interupsi. Ia mengungkapkan rasa sedihnya melihat kesengsaraan di Papua.
"Misalnya ada rambutan di rumah saya, dipanen tetangga
saya. Marah tidak. Sama pula dengan Freeport dan Inalum ini, sakit saya, tolong
betul, hormati," ujar Marthen di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis,
27 Agustus 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Happy Inspire Confuse Sad 1
Ia menyebut data kemiskinan Indonesia menujukkan Papua
daerah termiskin. "Pedih, pengin nangis. Sumpah saya pedih,"
tuturnya.
"Saya bicara kebenaran, di luar bidang saya non-OPM
segala," sembari menggebrak meja hingga mikroponnya terempas.
Ia menekankan kehadirannya sebagai anggota dewan untuk
mengungkap kebenaran apa yang terjadi di daerah pemilihannya. Sebagai putra
daerah Papua ia mengaku kesejahteraan rakyatnya belum aman.
"Indonesia (dari) Sabang sampai Maruke. Tapi sabar dulu
kalau mau lihat (daerah) lain. Rumah (Papua) saya belum aman," imbuhnya.
Marthen meminta Presiden Joko Widodo serius membahas hal-hal
yang menyangkut tanah cendrawasih. Permasalahan di Papua tidak sepantasnya
dibahas secara main-main.
"Sampai kapan ini? Tolong diseriusin pimpinan yang
terhormat," pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut pimpinan rapat Eddy Soeparno meminta
pada rapat selanjutnya jajaran pimpinan PT Freeport dan Inalum harus datang.
"Nanti kita jadwalkan dengan MIND ID, dengan hadirkan
seluruh jajaran dari Freeport hadir lengkap Pak, dengan agenda yang
komprehensif," imbu Eddy.