Tiga orang jadi korban peristiwa penembakan tersebut. Satu
korban atas nama Anjas (23) meninggal dunia usai sempat dilarikan ke Rumah
Sakit Bhayangkara Makassar. Sementara, dua korban tembak lainnya, yakni Iqbal
(22) dan Amar (18) masih dirawat di rumah sakit yang sama.
Terkait peristiwa yang terjadi pada Minggu tersebut, ayah
Anjas, Jawad (52) turut menjelaskan peristiwa yang merenggut nyawa anaknya itu.
Menurutnya, saat itu Anjas tengah berdiri di sisi polisi
Binmas yang sedang berjaga. Namun, tiba-tiba Anjas jatuh terkapar setelah
kepalanya kena tembakan.
"Anakku (Anjas) terkapar, padahal anakku berdiri sama
Binmas itu begitu jatuh anakku kena kepalanya, polisi ini Binmas mundur
berteriak 'jangan menembak. Berhenti menembak', itu bahasanya pak Binmas,"
ujarnya kepada Suara.com.
Melihat Anjas tertembak, petugas polisi Binmas berteriak
untuk menghentikan tembakan, hingga akhirnya tembakan dihentikan. Melihat ada
warga yang jatuh, warga pun geram dan mengejar polisi yang menembak.
"Pas teriak Binmas jangan menembak baru berhenti
menembak. Itu saja Binmas bergetar karena hampir juga dia kena tembak. Pas
sudah berhenti baru dikejar sama warga," jelasnya.
Tiga korban yang menjadi korban tembakan segera dilarikan ke
rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Begitu pula Anjas yang dibawa rumah
sakit dengan menggunakan sepeda motor.
Namun, sang ayah menuturkan, ketika berada di lokasi ia
sempat melihat ada warga yang diseret menggunakan motor saat dibawa ke rumah
sakit.
"Bayangkan saja, saya lihat anakku, tapi saya tidak
tahu pas diseret naik di motor baru dibawa ke rumah sakit. Saya tidak tahu
kalau itu anakku. Kalau saya tahu itu anakku, lain ceritanya. Biar bagaimana
orang tua apa yang tidak sakit. (Pelaku) yang menyeret naik motor polisi.
Kasihan, sampai kakinya itu hilang kukunya," katanya.
Namun, Jawad menuturkan, ia belum berani mengambil
kesimpulan terkait ketiga korban merupakan korban salah sasaran tembak atau hal
lain.
"Kita tidak tahu apakah salah sasaran atau tidak. Atau
bagaimana? Kalau polisi kan menembak biasanya kan mengarah ke atas dulu. Ini
langsung mengarah ke depan. Bahkan Binmas sendiri berteriak," pungkasnya.
(*)