SWARAKYAT.COM - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhyiddin Junaidi memantau penggrebekan yang dilakukan GP Ansor dan Banser Bangli, Pasuruan pada seorang Kyai pengasuh Yayasan Al Hamidy-Al Islamiyah.
Muhyiddin mengingatkan, Sebagai orang Islam semestinya
mengedepankan dialog sesuai ajaran Alquran dan Sunnah.
Muhyiddin juga menganjurkan sesama umat Islam seharusnya
mengutamakan jalan damai dan kemaslahatan.
Ia meyakini ajaran Islam penuh muatan nilai, norma terkait
toleransi dan saling memaafkan dengan pendekatan persuasif dan komunikasi yang
intensif.
"Jika kepada non-Muslim kita mampu menunjukan toleransi
dan kedewasaan, kok sesama umat Islam justru bertolak belakang," kata kiai
Muhyiddin, Kamis (27/8).
Muhyiddin meminta kepada pemerintah dan penegak hukum agar
cepat mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi akibat gesekan
masyarakat di Pasuruan. "Kita wajib mengedepankan dialog dan musyawarah
untuk mencapai solusi terbaik, terutama di bulan Muharram, tahun baru Islam
1442 H," ujar Muhyiddin.
Muhyiddin mengingatkan agar semua pihak yang terlibat
mengutamakan kepala dingin dalam menghadapi masalah. Ia khawatir ada oknum yang
sengaja memancing keributan dengan memanfaatkan kasus ini.
"Kedua pihak diminta agar menahan diri dan meningkatkan
kewaspadaan terhadap kemungkinan provokasi pihak tertentu yang sengaja
menciptakan kekacauan dan konflik horizontal, terutama sesama umat Islam,"
ucap Muhyiddin.
Sebelumnya, GP Ansor Bangli menemukan kalender dan bendera yang menyimbolkan HTI pada 20 Agustus. Selain itu, ditemukan pula foto Presiden Joko Widodo yang dicoret dan tak ada foto Wapres Ma'ruf Amin di lembaga yang menyediakan pendidikan Islam sejak dini hingga dewasa itu. Setelah melakukan penggrebekan, GP Ansor Bangli melanjutkan temuan itu dengan memproses hukum ke Polres Pasuruan.