SWARAKYAT.COM - Kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) benar-benar mendapat respon yang beragam. Tidak jarang respon yang diberikan adalah untuk mencounter bersatunya Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo dan ratusan tokoh deklarator.
Belum rampung KAMI dideklarasikan pada 18 Agustus lalu di
Tugu Proklamasi, aksi tandingan dengan nama serupa muncul. Namanya Kesatuan
Aksi Milenial Indonesia (KAMI).
Puluhan mereka berorasi di antara ribuan simpatisan KAMI
yang tengah menyaksikan deklarasi.
Belum juga sepekan, KAMI kedatangan KITA (Kerapatan
Indonesia Tanah Air) yang dideklarasikan para relawan Presiden Joko Widodo di
Gedung Joang pada 20 Agustus 2020.
Kemarin, Selasa (25/8), giliran kelompok mahasiswa ikut
merespon KAMI. Mereka mendeklarasikan gerakan yang namanya juga KAMI, yaitu
kepanjangan dari Koalisi Aktivis Mahasiswa Indonesia (KAMI).
Mereka mendeklarasikan diri juga di Tugu Proklamasi.
Lambangnya pun mirip KAMI karena ada gambar tangan kiri menggenggam bendera
merah putih. Sementara tujuan mereka tegas yaitu hadir untuk mendukung
pemerintah.
Salah satu deklarator KAMI, Gde Siriana tergelitik dengan
aksi para mahasiswa yang seolah menantang Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo cs
itu. Apalagi, hanya segelintir mahasiswa yang datang mendeklarasikan KAMI.
“Nama KAMI dan logonya dibajak. Tempat deklarasi pun
disama-samain. Tapi yang hadir segelintir mahasiswa,” tegasnya dalam akun Twitter
pribadi, Rabu (26/8).
Gde Siriana pun menarik kesimpulan atas fenomena respon
berlebihan atas kehadiran KAMI tersebut. Menurutnya, respon itu menjadi
pertanda rezim kalang kabut dengan kehadiran KAMI. Sedangkan respon yang
dilakukan kurang berkualitas.
“Responnya gaya ormas cupu,” tegasnya. Adapun ratusan mahasiswa yang menamakan diri dalam Koalisi Aktivis Mahasiswa Indonesia (KAMI) menyatakan dukungannya terhadap pemerintah di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (25/8).
KAMI menegaskan siap mengawal kebijakan pemerintah terhadap
pihak-pihak yang hendak menjegal. Inisiator KAMI, Khusnul Jamil bahkan mengajak
seluruh elemen bangsa untuk mengawal seluruh kebijakan pemerintah.
Apalagi, gotong royong antar elemen bangsa di tengah
pandemik Covid-19 merupakan hal yang penting untuk memulihkan kondisi bangsa.
“KAMI juga mengutuk keras kepada kelompok yang mencoba memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” begitu kata Khusnul Jamil.