SWARAKYAT.COM - Pentolan grup musik Project Pop, Yosi Mokalu dipercaya pemerintah untuk menjadi Ketua Siberkreasi dan bertanggung jawab memimpin program peningkatan literasi digital di kalangan masyarakat.
Hai itu diungkapkan Staf ahli Menkominfo, Henry Subiakto
dalam acara "Dua Sisi" tvOne pada, Kamis 27 Agustus 2020 lalu.
"Dia (Yosi) yang melatih digital literacy kepada publik, kepada mahasiswa, kepada masyarakat untuk dilatih menjadi influencer," kata Henry.
Namun, Hermann Josis Mokalu atau Yosi Mokalu 'Project Pop' menepis tuduhan bahwa Siberkreasi mendapatkan anggaran Rp 90 miliar. Ketua Umum Siberkreasi itu menegaskan, anggaran yang dikelola pihaknya tak sebesar itu.
"Itu boro-boro Rp 90 M. Kita untuk 14 kegiatan di lima kota itu budgetnya Rp 1,6 M. That's it," kata Yosi seperti dilansir dari Antara, Minggu (30/8/2020).
Yosi juga menjelaskan, para pekerja di Siberkreasi selama
ini tak ada yang digaji. Sebab, para pengurus wadah kolaborasi itu bersifat
sukarela.
"Terus para pekerja di Siberkreasi tidak ada yang
digaji. Ada kan yang bilang harus kerahkan KPK untuk periksa rekening saya, ya
silahkan. Paling saya malu dikit karena ada kasbon juga sama manajer
sekali-kali," tuturnya.
Tudingan dana Rp 90 miliar mengalir ke Siberkreasi itu
bermula dari pernyataan Staf Ahli Menkominfo Henry Subiakto. Henry menjelaskan
mengenai salah satu program Siberkreasi yang memberikan pelatihan kepada
masyarakat untuk menjadi influencer.
Pernyataan Henry pun kemudian viral di media sosial. Beragam
tudingan pun muncul untuk Siberkreasi, salah satunya mendapat kucuran dana Rp
90 miliar untuk membayar influencer.
Tudingan itu sebelumnya juga telah ditepis oleh Staf Khusus
Menteri Kominfo Bidang Digital dan SDM, Dedi Permadi. Dedi menegaskan School of
Influencer dalam Siberkreasi bukanlah pelatihan untuk para influencer.
Dedi juga menepis kucuran dana Rp 90 miliar mengalir ke
program School of Influencer. Dia menjelaskan, School of Influencer menjadi
satu paket pembiayaan dengan program lainnya.
"School of Influencer itu satu rangkaian paket
pembiayaan bersama, bentuknya adalah coaching clinic, pelatihan. Jadi bukan
pelatihan influencer dan tidak digunakan untuk membayar influencer.
Begitupun dengan Siberkreasi. Dedi menegaskan, Siberkreasi
merupakan wadah kolaborasi, sehingga anggaran yang didapatkan berbentuk
kontribusi non-uang.
"Karena ini wadah kolaborasi, maka anggarannya
didapatkan dari kontribusi, tidak dalam bentuk uang ya. Biasanya kontribusinya
dalam bentuk kegiatan, dalam bentuk support narasumber, dalam bentuk kegiatan
pelatihan yang didapatkan dari mitra jejaring Siberkreasi tersebut,"
ujarnya.