SWARAKYAT.COM - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberlakukan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total.
Keputusan ini merupakan kebijakan rem darurat Gubernur DKI
Jakarta Anies Baswedan untuk menekan penyebaran virus corona di Jakarta.
Namun kebijakan ini ditentang dari mulai menteri sampai para
buzzer.
Padahal beberapa hari sebelumnya, Presiden Jokowi baru saja
'siuman' dengan mengatakan: "Agar ekonomi kita baik, kesehatan harus baik.
Ini artinya, fokus utama pemerintah dalam penanganan pandemi ialah kesehatan
dan keselamatan masyarakat. Jangan sampai urusan kesehatan ini belum tertangani
dengan baik, kita sudah me-restart ekonomi. Kesehatan tetap nomor satu."
Mencla mencle.
Kebijakan Anies yang terus diganjal pemerintah pusat ini
yang mengakibatkan pandemi corona tak kunjung selesai.
Padahal sejak awal pandemi ini baru mulai di Indonesia, pada
Maret lalu, Anies sudah mau menerapkan kebijakan ketat dengan me-lockdown
Jakarta.
Jakarta adalah 'wuhannya' Indonesia. Kalau Jakarta bisa
dikendalikan dengan cepat, maka virus tidak akan menyebar ke seluruh Indonesia.
China berhasil mengendalikan corona karena mereka berhasil
menghentikan Wuhan sebagai pusat penyebaran awal corona dengan cara LOCKDOWN.
Sayangnya, kebijakan tegas yang mau diterapkan Anies untuk
me-lockdown Jakarta pada Maret lalu DITOLAK oleh ISTANA.
"Banyak yang pura-pura lupa ingatan bahwa Gubernur DKI
Anies pernah mau menutup Jakarta Maret lalu, supaya wabah tidak menyebar liar
tapi diganjal oleh menko segala urusan dan man of contradiction (man of isuk
tempe sore dele)," ujar Erna Sitompul @erna_st.
Banyak yang pura-pura lupa ingatan bahwa Gubernur DKI Anies pernah mau menutup Jakarta Maret lalu, supaya wabah tidak menyebar liar tapi diganjal oleh menko segala urusan dan man of contradiction (man of isuk tempe sore dele).
— Erna Sitompul (@erna_st) September 11, 2020