SWARAKYAT.COM - Mantan Kepala BIN 2015-2016 Letnan Jenderal Purn Sutiyoso memaparkan analisis tajamnya terkait penusukan Syekh Ali Jaber.
Menurutnya, sangat diragukan jika pelaku penusukan itu
dianggap gila karena dia melakukannya dengan cepat dan tanpa ragu.
"Saya sudah berulang kali menyaksikan tayangan tvOne,
rekaman video itu. Jadi kesan saya begini, jadi pelaku itu melakukannya dengan
cepat dan tanpa ragu apapun. Kelihatan sekali dia pelan naik panggung, kemudian
dia lari mendekati sasaran," kata Sutiyoso, dalam video yang
dipublikasikan tvOne, Senin (14/09/2020).
Lebih lanjut, Sutiyoso menilai bahwa otak pelaku penusukan
tersebut berjalan sebagaimana orang normal karena memilih sasaran yang
ditujunya.
"Waktu dia menyerang, menusuk itu juga dipilih bagian
yang cukup mematikan di leher. Dengan kekuatan yang penuh itu dari atas,"
tambahnya.
Selain itu Sutiyoso menambahkan, pelaku bisa mengetahui
waktu kapan dia harus menikam sasarannya.
"Nah, timing yang dia tentukan juga tepat sekali.
Bagaimana menunggu sasaran ini lengah gitu," kata Sutiyoso lagi.
"Waktu itu Syekh Ali Jaber lagi berbicara dengan orang
di depannya gitu. Jadi itu lengah lah itu kalau dari serangan dan tidak
terhalang," sambungnya.
Tidak hanya melihat dari sisi pelakunya, luka yang dialami
Syekh Ali Jaber juga menjadi bagian dari analisis Sutiyoso.
"Tetapi bagian itu (luka-red) menyamping begitu kan,
oleh karena itu dipilih leher," ujarnya.
Sutiyoso yang juga Mantan Gubernur DKI Jakarta ini turut
bersyukur karena Syekh Ali Jaber masih diberi keselamatan.
"Atas perlindungan Allah, Syekh Ali Jaber ini bisa
menangkis secara refleks dengan tangannya. Dan tangannya akhirnya luka namun
tidak fatal. Itu kita lihat secara jelas ya," imbuh Sutiyoso.
Meski dengan teliti menganalisis penusukan Syekh Ali Jaber,
Sutiyoso menegaskan bahwa apa yang ia paparkan hanya logika belaka yang belum
pasti kebenarannya.
"Nah sekali lagi bahwa ini adalah logika dari saya yang
lebih tahu tentu Pak Reza ya. Logika yang bisa saja salah," pungkasnya.
Sebelumnya, pelaku penusukan Syekh Ali Jaber langsung
diisukan gila sehingga diperiksa kejiwaannya oleh Polresta Bandar Lampung.
Tudingan gila yang dialamatkan kepada pelaku tersebut
lantaran keluarga pelaku menyebut anaknya sempat jalani pengobatan di Rumah
Sakit Jiwa.
Kolom komentar Apa Kabar Indonesia pun langsung diserbu oleh
puluhan warganet yang ikut berasumsi.
"Saksi ahli bukan hanya oleh dari ahli jiwa, tapi perlu
juga ortu, tetangga, Ketua RT dan Ketua RW, baru orang itu memang gila apa
tidak!" kata Achmad Fachruddin.
"Kalau ortu menyatakan gila, dan bila memberi
keterangan palsu tolong di proses secara hukum juga," sambung Sani Ati.