SWARAKYAT.COM - Sikap kader Partai Demokrat, Mulyadi yang juga menjadi bakal calon kepala daerah di Pilkada Sumatera Barat yang mengembalikan surat keputusan dukungan dari PDIP akan membuat hubungan kedua partai semakin renggang.
Begitu yang disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia
Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menanggapi dikembalikannya dukungan
PDIP oleh pasangan Mulyadi-Ali Mukhni buntut pernyataan Ketua DPP Bidang
Politik PDIP, Puan Maharani yang menjadi kontroversi.
Menurut Dedi, Partai Demokrat tentunya membaca arah opini
masyarakat usai pernyataan Puan Maharani yang membuat ketersinggungan bagi
masyarakat Sumbar maupun masyarakat Indonesia lainnya.
“Resiko yang harus dihadapi PDIP ketika statemen Puan
menjadi komoditas politik, Demokrat membaca arah opini masyarakat, dan mengarah
pada sentimen Puan. Untuk itu, secara politik keputusan mengembalikan dukungan
ini tepat, dan harapannya menarik simpati masyarakat Sumbar atas kejadian ini,”
ujar Dedi Kurnia Syah, Minggu (6/9).
Namun demikian kata Dedi, sikap Mulyadi tersebut akan
semakin memicu renggangnya antara partai yang diketuai oleh Megawati
Soekarnoputri dengan partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
tersebut.
“Hanya saja, sikap kader Demokrat ini tidak bijak dan memicu
semakin renggangnya hubungan dengan PDIP di tingkat pusat. Tetapi itulah
politik, minim loyalitas bahkan dalam kemitraan koalisi sekalipun,” kata Dedi.
“Dari sisi ketepatan keputusan ini, dilematis soal tepat
tidaknya, dari sisi pragmatis semestinya ini keputusan emosional dan tidak
bijak, mengingat dalam politik diperlukan loyalitas, dan pengembalian ini jelas
menandai keduanya tidak loyal,” sambungnya.
Meski begitu, Dedi mengingatkan, walaupun tidak besar tetapi
dukungan PDIP untuk pasangan Mulyadi-Ali akan membantu dalam meraih suara pada
pilkada nanti.
“Meskipun jika dilihat dari sisi pemilih, mungkin ada
anggapan tepat, karena mengharap mendapat simpati, ini pun masih pertaruhan
mengingat kontestan lain juga sudah miliki kemapanan dukungan publik,” pungkas
Dedi.