SWARAKYAT.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo angkat bicara soal dirinya yang mengaku telah mencium gelagat bangkitnya gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) sejak tahun 2008 silam.
Menurut Gatot, hal tersbut ditandai dengan dihapuskannya
sejarah tentang G30S PKI di seluruh sekolah dan di semua strata tingkatan
pendidikan.
"Saya mengamati tentang kemungkinan-kemungkinan
bangkitnya gerakan PKI gaya baru ini diawali sejak tahun 2008," ungkap
Gatot dalam video saluran akun YouTube Hersubeno Poin Senin (21/9/2020).
Gatot mengaku prihatin saat mengetahui adanya penghapusan
materi sejarah tentang G30S PKI di sekolah.
Menurutnya, hal tersebut sangat berbahaya karena bisa
membuat generasi muda tidak percaya tentang adanya PKI.
"Dan terbukti pada 2017 90 persen lebih generasi muda
tidak percaya adanya PKI," ujarnya.
Tidak hanya itu saja, Gatot juga mengatakan bahwa setelah
mendapat sejumlah data dan informasi terkait dengan bangkitnya PKI gaya baru
tersebut, ia yang waktu itu masih menjadi TNI langsung memilih membungkusnya
dengan proxy war.
Dengan data dan informasi yang telah dihimpunnya, pada 10
Maret 2014 untuk kali pertama Gatot memberikan kuliah umum tentang proxy war di
Universitas Indonesia.
"Tanggal 10 Maret 2014, saya masih menjabat Pangkostrad
TNI dan saya beranikan untuk memberikan kuliah umum tentang proxy war di Universitas
Indonesia. Ini terus saya lakukan dan saat saya jadi panglima TNI sudah 59
universitas saya berikan kuliah umum yang fokus pada proxy war," tuturnya.
Lebih lanjut lagi, Gatot mengatakan bahwa semakin menguatnya
gerakan kebangkitan PKI kala itu membuatnya memutuskan untuk memerintahkan
jajaran menyaksikan kembali kekejaman komunis dalam film G30S PKI.
Pada waktu itu, salah seorang sahabat Gatot dari PDIP
memperingatkan agar dia menghentikan perintah tersebut. Sebab, kalau tidak,
Gatot pasti akan dicopot dari jabatan.
Namun, Gatot kala itu tetap teguh dan melanjutkan intruksi
yang telah ia buat.
"Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu
partai PDIP menyampaikan, Pak Gatot hentikan itu, kalau tidak Pak Gatot pasti
diganti," ucap Gatot.
"Dan memang benar-benar saya diganti," sambunya.
Kemudian, Gatot menyebutkan bahwa saat ini kebangkitan PKI
semakin tampak nyata. Dilihat dari munculnya RUU HIP dan sejumlah kasus
lainnya.
Menurut penuturan Gatot, hal tersebut menunjukkan bahwa
memang ada pihak yang ingin Pancasila diganti. Dan apabila pancasila diganti,
berarti ada keinginan pula untuk mengganti negara ini.
Gatot menyebut bahwa hal itu lah yang mendasarinya bergabung
dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
"Hal ini lah yang membuat saya bergabung dengan
kawan-kawan seperjuangan. Saya pada 1982 pernah bersumpah di atas Alquran, Demi
Allah saya bersumpah akan setia pada negara dan UUD 45," ujar Gatot.
"Sampai pensiun pun saya masih bertanggung jawab
terhadap sumpah ini. Sampai kapan? Sampai sumpah itu berganti, saya masuk liang
kubur, ditanya apa yang kamu lakukan terhadap sumpah ini" lanjutnya.
Terakhir, Gatot berharap agar Pancasila jangan pernah sampai
bisa diganti. Sebab, kalau tidak, tragedi kelam seperti tahun 1965 silam akan
terjadi lagi.
"Maka itu saya bangkit saat ini, agar jangan sampai
Pancasila diganti. Sebab, kalau tidak, tragedi kelam 1965 akan terjadi lagi.
Kalau itu benar sampai diganti, saya tidak bisa membayangkan," pungkasnya.
(*)