SWARAKYAT.COM - Ekonom Faisal Basri menyebut, pertumbuhan ekonomi yang positif akan sulit tercapai jika penanganan Covid-19 belum dapat tertangani dengan baik.
Sebab, saat ini angka penularan virus Korona masih terus
meningkat, bahkan sempat menyentuh angka 3.000 dalam sehari.
Faisal Basri memaparkan, Indonesia perlu belajar dari
Finlandia, Singapura, Malaysia, dan Thailand yang lebih mengutamakan keamanan
dan kesehatan masyarakat dibandingkan perekonoman.
Meskipun negara-negara tersebut telah masuk ke jurang resesi
tahun ini, tapi para turis mancanegara percaya terhadap penanganan Covid-19 di
negara tersebut sehingga masih menghasilkan devisa.
“Indonesia tidak boleh masuk, masih di-blacklist karena
reputasi menangani covid-19 buruk keempat di dunia. Sadar tidak sadar, kita
sedang dihukum dunia. Gara-gara tidak becus menangani pandemi ini,” ujatnya
dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Senin (31/8).
Dengan demikian, Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada kuartal III-2020 akan berada pada titik -3 persen. Artinya,
Indonesia berpotensi akan jatuh ke jurang resesi.
“Kuartal III-2020 perkiraan saya minus 3 persen, tapi Kata
Menko itu nggak resesi. Menko aja pemahaman resesinya nol besar. Kalau triwulan
II 5,3 persen minusnya, triwulan III minus 5 persen, itu ga resesi, karena
minusnya turun. Ngeri nggak? Komandan ekonominya nggak ngerti resesi apa?”
ungkapnya.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
kuartal I tahun ini mencapai 2,97 persen. Kemudian pada kuartal III-2020
pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi, hingga minus 5,32 persen.
Sementara pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada
kuartal III-2020 mendatang berada pada kisaran 0 persen hingga -2 perse.
Sedangkan untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun 2020,
diproyeksikan bisa tumbuh positif 0,2 persen hingga -1,1 persen.