SWARAKYAT.COM - Pemerintah saat ini tengah kelimpungan mencari cara agar dapat terhindar dari resesi ekonomi. Namun, hingga beberapa kuartal lalu menunjukkan ekonomi Indonesia masih sulit untuk bangkit.
Dalam situasi pandemi ini, setiap pemimpin menjadi bagian
dari harapan masyarakat agar perekonomian dalam keadaan baik-baik saja.
Senin 14 September 2020 lalu, Provinsi DKI Jakarta resmi
menjalankan PSBB kembali karena mulai naiknya angka pasien terinfeksi COVID-19
yang mulai memenuhi fasilitas kesehatan.
Usai pengumuman dan mulai dijalankan, PSBB mendapat
pertentangan dan kritikan sejumlah pihak termasuk dari orang dalam pemerintahan
lainnya yang menganggap kebijakan Anies membuat anjlok saham dan hal lainnya.
Nada tersebut kini dilontarkan kembali oleh Ketua Umum
Lembaga Pemantau Penanganan COVID-19 & Pemulihan Ekonomi Nasional
(LPPC19-PEN) Arief Poyuono yang menyatakan bahwa kebijakan Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan telah ikut andil terhadap anjloknya ekonomi yang berujung
resesi.
Poyuono mengatakan bahwa Anies telah melakukan kesalahan
besar, sebab tidak melakukan bentuk pengetatan terhadap warganya ketika
memasuki tatanan kehidupan baru.
"Keteledoran Pemprov DKI Jakarta salah satunya dengan
segera mengizinkan car free day, tidak melakukan kontrol penerapan protokol
kesehatan yang ketat dengan melibatkan aparat keamanan terhadap masyarakat yang
melakukan aktivitas di resto resto, pusat perbelanjaan serta mengizinkan aksi
aksi demo di Jakarta yang sudah tidak mengindahkan protokol kesehatan
lagi," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Rabu, 23
September 2020.
Karena hal itu Poyuono menyalahkan Anies sehingga telah
menyebabkan resesi ekonomi yang hingga kini masih terus diupayakan oleh jajaran
pemerintah lainnya secara bersama-sama.
"Penyebab resesi ekonomi itu ketidakbecusan kerja
Gubernur DKI Jakarta dalam menangani Covid-19," ujar Poyuono.
Sementara itu, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani telah
mengabarkan bahwa Indonesia kemungkinan akan mengalami resesi ekonomi.
Hal itu berdasarkan perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun ini mencapai minus 0.6 persen hingga 1.7 persen (yoy).