SWARAKYAT.COM - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, heran dengan masyarakat Sumatera Barat yang tidak menyukai PDIP, sehingga perolehan suara partainya buncit di Pemilu. Megawati juga mengaku sulit mencari kader potensial di daerah tersebut sebagai calon kepala daerah.
Sang anak, Puan Maharani, tiba-tiba melontarkan harapan agar
Sumatera Barat menjadi provinsi yang mendukung negara Pancasila.
Tokoh Sumatera Barat, Buya Mas'oed Abidin, justru heran
dengan cara berpikir PDIP. Ulama yang juga penulis berusia 85 tahun itu,
mengungkap Megawati maupun Puan punya darah Minang.
"Megawati itu anak Fatmawati, itu orang Minang. Siapa
bilang dia orang Bengkulu? Dia orang Pesisir Selatan yang merantau ke
Bengkulu," ucap Buya Mas'oed saat berbincang, Kamis (3/9).
Masoed menjelaskan orang Minang memegang adat matrilineal,
yaitu mengatur garis keturunan berasal dari pihak ibu.
Fatmawati --istri Soekarno-- adalah anak Hasan Din dan Siti
Chadijah yang merupakan keturunan Putri Indrapura, salah seorang keluarga raja
dari Kesultanan Indrapura, Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Ayahnya merupakan
salah seorang pengusaha dan tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.
Begitu juga Puan Maharani, anak dari Taufik Kiemas yang
ibunya, Hamzathoen Roesyda, adalah berdarah Minangkabau. Dia merupakan penghulu
kaum keluarga ibunya di Kanagarian Sabu, Batipuh Ateh, Tanah Datar, Sumatra
Barat, dengan gelar Datuk Basa Batuah.
"Dia orang Minang, berarti dia menghina Minangkabau?
Ayah Puan itu datuk, orang Minang. Jadi Puan itu Minang tulen, ibunya anak
orang Minang. Astagfirullah..."
Soal Pancasila, Buya Mas'oed mengingatkan orang Minang,
sudah lebih Pancasilais sebelum lahir Pancasila. Nilai-nilai Pancasila sudah
tertanam di diri orang Minang. Termasuk dalam sejarah NKRI, orang Minang
terlibat dalam perjuangan kemerdekaan.
"Tapi mereka tidak membanggakan diri sebagai orang
Minang, tapi membanggakan diri sebagai orang Indonesia," tuturnya.
"Bukankah 1928 gerakan kesatuan yang masuk dalam nilai
Pancasila dan bernama Sumpah Pemuda itu (perumusnya) orang Minang, Muhammad
Yamin? Tapi dia tak menyatakan diri orang Minang, karena nilai Pancasila sudah
ada dalam kehidupan masyarakat Sumbar," pungkasnya. []