SWARAKYAT.COM - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, menunjukkan tujuh buku untuk dibaca oleh calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang mengikuti Sekolah Partai gelombang ketiga, Minggu (13/9).
Menurut Megawati, buku itu bisa menjadi pedoman untuk
menjadi pemimpin yang paham sejarah, Pancasila, isu antikorupsi hingga
perempuan dan anak.”Nanti ada buku-buku wajib yang coba diarahkan untuk
dibaca,” kata Megawati saat memberikan arahan secara virtual.
Buku pertama yang disebut Megawati adalah “Di Bawah Bendera
Revolusi’.Menurut Megawati, anak-anak muda sekarang tak mengetahui sosok
Proklamator RI Soekarno. Banyak yang memberi pendapat sinis seakan Soekarno
hanyalah orang biasa yang kebetulan presiden pertama RI.
“Saya bilang itu namanya bodoh. Kalau kamu mau jadi pintar,
baca dulu perjuangan beliau itu apa. Itu fakta sejarah,” kata Megawati.
Buku kedua yang disebut Megawati adalah ‘Sarinah’. Menurut
presiden kelima RI itu, membaca ‘Sarinah’ makin kontekstual di tengah kondisi
kaum perempuan Indonesia yang masih mengalami berbagai kekerasan.
Megawati mengatakan, di tengah pandemi covid, laporan yang
masuk menunjukkan kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan dan anak
justru makin meningkat.
“Kalian para bapak kan punya istri, punya anak perempuan.
Tolong dilindungi dengan baik. Jangan mereka dipukul, ditampar. Itu yang harus
diperhatikan,” kata Megawati yang didampingi oleh Ketua DPP PDIP Eriko
Sotarduga dan Stafsus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Samuel Wattimena.
Buku ketiga yang disebut Megawati adalah ‘Pidato Lahirnya
Pancasila’ untuk mengetahui mengapa falsafah bernegara itu lahir.
Selanjutnya adalah buku ‘Membangun Dunia Kembali-To Build A
World A New’ yang berisi pidato Bung Karno saat di PBB yang mendapatkan
apresiasi besar dari perwakilan berbagai negara saat itu.
“Bagaimana kalian akan mempunyai inspirasi kalau dalam
pikiran itu tidak ada isinya. Saya sangat sedih kalau melihat ada yang diambil
oleh KPK. KPK itu saya yang buat loh, jangan lupa loh, kalau ndak percaya lihat
sejarah pembentukan KPK. MK saya buat, KPK saya buat, untuk apa? Untuk
mendisiplinkan kalangan pemimpin dan rakyat. Namun, kan kebanyakan, mana ada
rakyat yang bisa korupsi? Yang korupsi pasti kalangan elite,” beber Megawati.
Buku kelima yang disebut Megawati adalah ‘Indonesia
Menggugat’ yang berisi gugatan Bung Karno terhadap penjajah yang memasukkannya
ke dalam penjara.Yang keenam adalah ‘Mencapai Indonesia Merdeka’. Dari buku
itu, para calon kepala daerah akan memahami mengapa Indonesia merdeka dan
mengapa bisa menjadi pemimpin.
“Kalau tidak merdeka, apakah kalian bisa menjadi pemimpin?
Tidak bisa, kalian hanya menjadi budak, karena pada waktu itu dijajah 350
tahun. Apakah itu tidak menyedihkan?” ujar Megawati.
Buku terakhir yang disebut Megawati adalah sebuah buku tebal
yang berjudul ‘Mustika Rasa’. Isinya adalah resep makanan Indonesia yang
dikumpulkan bertahun-tahun.
“Ini resep-resep dari seluruh daerah di Indonesia. Luar
biasa. Setelah buku ini apakah ada buku lainnya? Eggak ada,” kata Megawati.
Di acara itu, Megawati juga didampingi para pengurus teras
partainya seperti Sekjen Hasto Kristiyanto, Wasekjen Utut Adianto, dan beberapa
Ketua DPP seperti Djarot Saiful Hidayat, Komaruddin Watubun, Ribka Tjiptaning,
Ahmad Basarah, Hamka Haq, Sri Rahayu, dan Tri Rismaharini.