SWARAKYAT.COM - Peristiwa yang menimpa pendakwah sekaligus ulama Syech Ali Jabber yang ditusuk pemuda paruh baya, mendorong aksi solidaritas organisasi masyarakat (ormas) di Lampung -khususnya ormas keislaman- untuk membantu aparat penegak hukum dalam mengungkap fakta kejadian tersebut.
Setidaknya, tidak kurang dari 50 perwakilan ormas islam yang
ada di Lampung bersatu, yang menghasilkan kesepakatan untuk membentuk Tim
Pencari Fakta Penusukan Syech Ali Jabber. Aksi solidasitas itu ditunjukan
dengan antusias para tokoh dan pemuka agama yang diinisiasi oleh Forum Umat
Islam Bersatu (FUIB) Lampung.
Pembentukan Tim Pencari Fakta Penusukan Syech Ali Jabber itu
dibalut dengan rapat kecil yang kental dengan suasana ukhuwah islamiah di
tempat Warung Aspirasi Rakyat Lampung Bang Aca, Jalan Ki. Maja, Wayhalim,
Bandarlampung, Selasa (15/9). Hasilnya, ditetapkan lah H. Ardiansyah, S.H.
sebagai Ketua Tim Pencari Fakta Penusukan Syech Ali Jabber.
Ketua Umum FUIB Lampung Dr. KH. Bukhari Abdul Shomad, MA.
mengatakan, pihaknya sepenuhnya menyerahkan pengawalan kasus penusukan terhadap
ulama itu, kepada tim pencari fakta. Untuk mencari sedetil mungkin fakta yang
terjadi. Pembentukan tim pencari fakta itu, sebagai titik awal dalam mencari
titik terang atas penikaman itu.
“Kami belum bisa menyimpulkan kasus ini, makanya kami bentuk
tim pencari fakta, apakah ada faktor-faktor psikologis, sosiologis atau mungkin
bisa jadi ada aktor intelektual dibelakangnya. Merekalah (tim pencari fakta)
yang akan mengungkap itu,” ujarnya.
Adapun tim pencari fakta itu, didalamnya terdiri dari 11
anggota yang merupakan perwakilan dari ormas-ormas di Lampung, yang memiliki
keahlian ilmu teknologi, sosiologi, advokasi, hukum dan sebagainya. “Kami akan
mendalami sedalam-dalam mungkin faktor dari penikaman tersebut,” tandasnya.
Di dalam rapat itu, Bang Aca -sapaan H. Ardiansyah, S.H.
-menekankan bahwa, tim yang dibentuk itu juga akan berkolaborasi dengan,
penegak hukum dan tim pencari fakta baik nasional maupu lainnya yang mencari
tahu persoalan tersebut. “Supaya kredibel, bisa mengurai kesimpulan bukan lagi
berdasarkan alibi-alibi,” imbuhnya.
Berdasarkan catatan, setidaknya dalam pertemuan itu,
dihadiri perwakilan dari beberapa ormas: MIUMI, Mathla’ul Anwar, BKPRMI, KNRP,
PERSIS, Hidayatullah, PA212, Annaba, Dewan Dakwah, Parmusi, Khoirul Ummah, FPI,
GPMI, Ponpes Al Firdaus, Berjamaah, IKDMI, Sahabat Hijrah, HILMI FPI, Mujahidah
Pembela Islam, Kampung Quran Al Fusha, Al Muslmun, dan IKP2M.