SWARAKYAT.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menarik ucapannya terkait paham radikal masuk melalui orang berpenampilan menarik atau good looking dan memiliki kemampuan agama yang baik. MUI menilai pernyataan Fachrul itu sangat menyakitkan.
"MUI minta agar Menag menarik semua tuduhannya yang tak mendasar karena itu sangat menyakitkan dan mencederai perasaan umat Islam yang sudah punya andil besar dalam memerdekakan negara ini dan mengisi kemerdekaan dengan karya nyata," kata Wakil Ketua MUI, Muhyiddin Junaidi, kepada wartawan, Jumat (4/9/2020).
Muhyiddin lantas menyinggung pemahaman Menag Fachrul Razi
tentang isu-isu radikal. Jangan sampai, kata Muhyiddin, Fachrul mendukung para
pihak yang mempunyai agenda terselubung.
"Pernyataan tersebut justru menunjukkan ketidakpahaman
Menag dan data yang tak akurat diterimanya. Seakan yang radikal itu hanya umat
Islam dan para huffaz Al-Qur'an. Seharusnya Menag yang berlatar belakang
militer lebih mengerti tentang peran umat Islam Indonesia dan menjadikannya
sebagai rujukan untuk menciptakan stabilitas nasional, persatuan dan kemajuan
di tengah kebinekatunggalikaan," kata Muhyiddin, yang juga Ketua Hubungan
Kerja Sama Internasional PP Muhammadiyah.
"Menag harus banyak baca literatur yang benar, bukan
ceramah yang disiapkan oleh pihak yang sengaja punya hidden agenda di negeri
ini. Seharusnya ia berterima kasih dan membantu semua pihak yang mendorong
proses islamisasi di kalangan generasi muda dan ghirah umat Islam yang ingin
menghafal Al-Qur'an," sambung Muhyiddin.
Muhyiddin juga menyindir Fachrul yang dianggap kerap
menyudutkan umat Islam sejak menjabat Menag. Padahal, kata Muhyiddin, ada
pengikut agama lain juga yang melakukan gerakan radikal.
"Menag tak boleh mengeneralisir satu kasus yang
ditemukan dalam masyarakat sebagai perilaku mayoritas umat Islam. Sejak jadi
Menag, yang dijadikan kambinghitamkan adalah umat Islam. Ia sama sekali tak
pernah menyinggung pengikut agama lain melakukan kerusakan bahkan menjadikan
rumah ibadah sebagai tempat untuk mengkader para generasi anti-NKRI dan
separatis radikalis yang jelas musuh bersama. Menag menghilangkan semua stigma
negatif tentang umat Islam yang beramar makruf dan nahi munkar demi tegaknya
keadilan dan kebenaran di negeri ini," tutur Muhyiddin.
Pernyataan Menag Fachrul Razi terkait strategi paham radikal
masuk di lingkungan ASN dan masyarakat itu disampaikan di acara webinar
bertajuk 'Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara', yang
disiarkan di YouTube KemenPAN-RB, Rabu (2/9). Awalnya Fachrul menjelaskan paham
radikal di lingkungan ASN harus diwaspadai saat dia pertama kali masuk dan
dengan cara apa dia masuk.
"Kalau kita bicara tentang radikalisme ASN, maka banyak
tempat yang perlu kita waspadai, tempat pertama adalah pada saat dia masuk,
kalau tidak kita seleksi dengan baik, khawatir kita benih-benih atau
pemikiran-pemikiran radikal itu akan masuk ke pemikiran ASN," kata Fachrul
mengawali diskusi.
Fachrul kemudian meminta KemenPAN-RB atau instansi lainnya
yang berkaitan menyeleksi ASN harus betul-betul memperhatikan itu. Lalu, dia
mengatakan ada kemungkinan radikalisme itu masuk dengan dua cara, yakni melalui
lembaga pendidikan dan di rumah ibadah.
Selain melalui pendidikan, ada paham radikal yang masuk
melalui rumah ibadah ASN atau di lingkungan masyarakat. Dia pun bercerita
pernah mendeteksi adanya paham radikal di lingkungan kementerian, tapi dia
tidak menyebut kementerian mana.
"Saya katakan di tempat institusi pemerintahan sangat
banyak peluang untuk masuk pemikiran-pemikiran radikalisme. Sehingga saya
pernah mengingatkan seorang menteri karena saya pernah salat Jumat di tempat
itu, mohon maaf kalau saya bilang salat Jumat, bukan berarti kalau radikal itu
hanya Islam saja, bukan. Saya salat Jumat di masjid itu saya terkejut saya WA
menteri yang bersangkutan 'Bu ini bahaya sekali nih, kok saya salat Jumat di
situ khotbah-nya menakutkan banget itu, kok bisa seperti itu masuk di kita'.
Beliau bilang 'Pak dulu banyak lagi, sekarang sudah saya kikis habis masih ada
sisa-sisanya dikit, akan saya kikis habis lagi', jadi kembali ini, luar ibadah
bukan hanya di luar sana. Di dalam BUMN, di lingkungan pemerintahan pun
masuk," ungkapnya.
Adapun cara paham radikal masuk adalah melalui orang yang
berpenampilan baik atau good looking dan memiliki kemampuan agama yang bagus.
Si anak 'good looking' ini, kata Fachrul, jika sudah mendapat simpati
masyarakat bisa menyebarluaskan paham radikal.
"Cara masuk mereka gampang, pertama dikirimkan seorang
anak yang good looking, penguasaan bahasa Arab bagus, hafiz, mulai masuk,
ikut-ikut jadi imam, lama-orang orang situ bersimpati, diangkat jadi pengurus
masjid. Kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide
yang tadi kita takutkan," ucapnya. []