SWARAKYAT.COM - Dokter sekaligus pengusaha Tirta Mandira Hudhi membeberkan bukti bahwa pandemi virus Corona (Covid-19) telah ditunggangi oleh kepentingan politik antara Pemprov Jawa Timur dan Pemkot Surabaya.
Dia mengatakan, bukti ini didapatkannya dari staf humas
Pemkot Surabaya bernama Tito Adam yang mengungkapkan bahwa Pemprov Jatim telah
mengubah data terkait Covid-19 milik Pemkot Surabaya.
"Ayo Pemprov Jatim klarifikasi, ini data saya dapatkan
dari saudara Tito Adam, staf humas Pemkot Surabaya, Bu Risma memilih untuk diam
mengakhiri drama tersebut dan akhirnya menggunakan anggarannya sendiri untuk
swab gratis," kata Tirta dalam instragram live-nya.
Data yang dimaksud Tirta adalah data penelitian yang
menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat Jawa Timur terkait penggunaan
masker selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih rendah.
Penelitian itu disusun oleh Pemkot Surabaya bersama Persakmi
dan Ikatan Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM
Unair) Surabaya selama 19-23 Mei 2020 dengan subjek wilayah Jawa Timur.
"Lalu di bulan Juni datanya sama, tapi diubah (oleh
Pemprov Jatim) tanggal lokasinya beda, terus di-serahin ke pak Presiden, pak
presiden marah ke bu Risma, ini awal mulanya Bu Risma dihujat, edan gak bro,
pak Jokowi tu gak tau apa-apa loh, cuma dateng mau survei kenapa dikasih data
seperti itu," jelasnya.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi saat survei ke Surabaya
mengatakan 70 persen warga Surabaya tak menggunakan masker selama pandemi
Covid-19 yang membuat Surabaya dicap sebagai zona hitam.
"Tadi disampaikan oleh Gugus Tugas bahwa masih 70
persen (warga) yang enggak pakai masker. Ini angka yang gede banget," kata
Jokowi saat meninjau Posko Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 di Gedung
Negara Grahadi, Surabaya, Jatim, Kamis (25/6/2020) lalu.