SWARAKYAT.COM - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana membentuk kurikulum pendidikan nasional yang baru yang akan digunakan pada 2021 mendatang. Di dalam draf penyederhanaan kurikulum dan asesmen nasional itu terdapat permasalahan, yaitu penghapusan mata pelajaran sejarah di SMK.
Hal ini pun dirasa terburu-buru oleh banyak pihak. Padahal
baru beberapa bulan kurikulum baru ini diusulkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim,
di mana sebenarnya membuat kurikulum itu membutuhkan waktu yang lama, seperti
kurikulum 2013 yang dibahas sejak 2011 dan baru diimplementasikan pada 2013.
Menanggapi adanya kejanggalan kenapa Kemendikbud
terburu-buru dalam penyederhanaan kurikulum, Mantan Ketua Tim Pengembang K13
Said Hamid Hasan mengatakan dirinya mendapat informasi, penyesuaian kurikulum
itu diinisiasi oleh Sampoerna Foundation.
“Pagi ini saya dapat informasi pemikirnya itu dari Sampoerna Foundation,” ungkapnya, Senin (21/9), dilansir Jawaspos.com.
Pihak yang berwenang, seperti Pusat Kurikulum dan Buku
(Puskurbuk) Kemendikbud pun kata dia tidak terlalu dilibatkan dalam pembahasan
penyederhanaan mapel. Puskurbuk lebih ke teknisnya.
“Pertama yang saya ketahui ya mungkin, pengembangnya itu
hanya sebagian dari teman Puskurbuk, tapi mereka sebetulnya lebih banyak
teknisnya. Pemikirnya justru bukan dari Puskurbuk. Bukan orang kurikulum,
bahkan ada yang baru lulus (pendidikan) tahun lalu, jadi ini suatu persoalan,”
ujarnya.
Bahkan, lebih parahnya Puskurbuk diminta untuk tidak terlalu
banyak bicara mengenai hal ini. Semua yang terkait penyederhanaan kurikulum
bersifat rahasia.
“Puskurbuk ada yang tahu, karena ada yang terlibat juga
beberapa. Mereka juga mengatakan ini rahasia, ini rahasia,” imbuhnya.
Menurutnya, perubahan kurikulum pun tidak ada masalah.
Namun, yang terpenting dalam pembahasan ini adalah transparansi, padahal ini
demi kebaikan pendidikan Indonesia.
“Saya perubahan kurikulum itu tidak masalah, tapi kan
konsepnya itu harus jelas terbuka, karena perkembangan hidup kita menyebabkan
kita harus berubah dalam kurikulum. Itu bekerjanya semacam satu secret, satu
kerja rahasia, tidak boleh bocor. Kenapa harus menjadi rahasia. Ini untuk orang
banyak, kenapa harus rahasia,” jelasnya.
Padahal, pada saat dia bersama timnya merancang K13, itu
dilakukan secara terbuka meskipun hanya berbentuk draf. Semua pihak yang
berkepentingan dilibatkan, namun sekarang kenapa pembahasan dilakukan secara
diam-diam.
“Itu diangkat dan dibicarakan, didiskusikan. Itu bukan
berarti dia menjadi rahasia, dia kita sebut draf satu bulan ini, jadi memang
sifatnya terbuka. Kemudian kita sosialisasikan ke setiap perguruan tinggi,
kemudian ke setiap wilayah,” tutup Said.
Menanggapi hal itu, anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra
Fadli Zon menyebut penyederhanaan kurikulum yang diinisiasi oleh Sampoerna
Foundation merupakan sebuah skandal.
"Kalau pernyataan dlm berita ini benar, bahwa inisiasi
penyederhanaan kurikulum yg menghapus mapel sejarah datang dr Sampoerna
Foundation, maka ini bisa dibilang sbh skandal.
Harus segera ada klarifikasi dr Mendikbud Nadiem @Kemendikbud_RI",
tulisnya di akun twitter @fadlizon, (22/9).