SWARAKYAT.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengkritik keras para pemimpin Prancis dan Yunani dengan menyebut mereka rakus dan tidak kompeten.
Kritikan yang dia lontarkan pada hari Minggu (30/8/2020)
waktu setempat itu, seperti dikutip dari jaringan media Prancis FR24 News, terkait
penentangan eksplorasi energi oleh Turki di kawasan Mediterania timur.
Tuduhan Erdogan itu dia sampaikan bertepatan saat Turki
merayakan kemenangan atas pasukan Yunani selama Perang Kemerdekaan Turki pada
1922.
Seperti diketahui, Ankara dan Athena sekarang memperebutkan
ladang gas lepas pantai. Belakangan, dukungan Prancis kepada Yunani, kini
menyeret kondisi ini kepada krisis serius bagi aliansi militer North Atlantic
Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara.
Konflik Turki-Yunani ini juga melibatkan Siprus, meski sebagai negara yang jauh lebih kecil, namun turut bersaing mengklaim wilayah tersebut.
Krisis antara sesama anggota NATO ini bermula pada 10
Agustus lalu, ketika kapal penelitian Turki, Oruc Reis memasuki perairan
Yunani. Setelah itu, kedua negara mulai saling unjuk kekuatan armada laut
mereka.
Di saat yang sama, Fregat dan jet tempur Prancis kemudian
bergabung dengan pihak Yunani dan turut mengawasi kapal-kapal Turki. Lebih
jauh, Prancis mulai memperingatkan Erdogan untuk tidak berlebihan.
Minggu (30/8/2020) waktu setempat, Prancis kemudian mengecam
sikap Turki, yang dinilai kian meningkatkan aktivitasnya di wilayah tersebut.
Lebih jauh, kapal dari Siprus, Italia, hingga Amerika
Serikat malah turut bergabung dalam latihan militer di kawasan ini. AS dan
Italia bergabung dalam latihan militer bersama Turki.
Dalam pernyataannya yang ditujukannya terhadap Yunani dan
Prancis, Erdogan menegaskan, “Ketika saatnya tiba untuk berperang, kami tidak
akan ragu untuk berkorban”.
Sementara itu, Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay juga
memperingatkan Yunani untuk tidak memperluas zona pesisirnya di Laut Ionia
sejauh enam mil laut, sesuai dengan Hukum Maritim Internasional. Karena
menurutnya, hal ini bisa memicu konflik bersenjata.