SWARAKYAT.COM - Ahli hukum tata negara, Prof Yusril Ihza Mahendra menyampaikan ucapan duka cita atas meninggalnya mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Abdul Gafur, Jumat (4/9/2020).
Yusril menyebut Abdul Gafur sebagai sosok yang baik dan
pemaaf. Meski kerap berbeda pandangan, Yusril sangat menghormati seniornya itu.
Dikatakan Yusril, setiap kali mengenang masa lalu, dia dan
Abdul Gafur selalu tertawa ceria tanpa ada dendam sedikitpun.
“Kini Bang Gafur telah pergi. Saya mendoakan beliau ke
hadirat Allah YMK semoga diampuni segala khilaf dan diterima segala amal kebajikannya,”
kata Yusril di akun Twitternya, Jumat (4/9).
Yusril mengaku pernah melempari Abdul Gafur telur busuk saat
masih mahasiswa di UI. Namun Abdul Gafur tidak dendam.
“Ketika mahasiswa kami pernah melempar Bang Gafur dengan
telur busuk di Kampus FK UI Salemba gara2 kami menolak NKK BKK yg digagas
Mendikbud Daoef Joesoef. Bang Gafur waktu itu jadi Menpora. Beliau menghadapi
dilema. Sayang sama adik2 mahasiswa, tetapi harus ikut kebijakan,” kata Yusril.
Meski dilempari telur busuk, Abdul Gafur tidak dendam.
Sebaliknya, Abdul Gafur justru menyelamatkan Yusril dari ancaman pemecatan di
UI.
“Bang Gafur tidak marah kepada kami, malah beliau membela
saya ketika Daoed Joesoef memerintahkan agar saya dipecat sebagai mahasiswa UI.
Rektor UI Prof Mahar Mardjono dan Purek III Prof Dadang Hawari juga menolak
memecat saya,” cerita Yusril.
“Akhirnya Prof Mahar setelah berbicara panjang dengan saya memutuskan mendahului menskors saya selama 1 tahun, sebelum perintah resmi pemecatan dari Mendikbud beliau terima,” tambah Yusril.
Dikatakan Yusril, sejak 1978 dia selalu berseberangan jalan
dengan pemerintah. Tetapi dia tetap menghormati Abdul Gafur sebagai seniornya.
Pun demikian dengan Abdul gafur, ia tetap memperlakukan
Yusril sebagai juniornya. Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh Akbar Tanjung.
“Sampai akhirnya saya juga merasa mulai tua, hubungan dengan
para senior itu tetap baik. Tidak selalu kami sejalan. Kadang2 bahkan
“tabrakan” satu sama lain,” kata Yusril.
“Tetapi sebagai orang yang lebih muda, saya tetap merasakan
Bang Gafur tetaplah Abang yang selalu bersikap hangat. Suatu hari saya bertemu
beliau di DPR. Saya jadi Mensesneg dan beliau Anggota DPR. Kami membahas RUU
Kementerian Negara. Setelah itu kami ngobrol,” tandas Yusril.