SWARAKYAT.COM - Polda Papua meminta tokoh-tokoh agama yang berada di wilayah Bumi Cenderawasih tak banyak melakukan aktivitas di luar rumah usai penembakan pendeta Yeremia Zanambani di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Sabtu (19/9) lalu.
"Mengingat intensitas kekerasan yang dilakukan oleh KKB
beberapa hari ini meningkat," kata Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes
Ahmad Musthofa Kamal kepada wartawan, Selasa (22/9).
Kamal mengatakan sejak rentetan kontak senjata yang terjadi dalam sepekan terakhir, pihaknya telah meningkatkan pengawasan dan penjagaan di sejumlah wilayah.
Dalam hal ini, kata Kamal, polisi melakukan patroli gabungan
untuk menghindari jatuhnya korban kembali akibat insiden-insiden serupa dalam
beberapa hari terakhir.
"Apa yang dilakukan oleh kelompok tersebut sudah tidak
manusiawi," ujarnya.
Kamal pun meminta masyarakat tak mudah terprovokasi dengan
berita-berita yang belum absah kebenarannya. Menurutnya, banyak berita bohong
yang tersebar di media sosial terkait aksi penembakan di wilayah Intan Jaya.
"Jelas sudah settingan dan rekayasa untuk menghasut
masyarakat sekaligus menyudutkan TNI/Polri dan pemerintah," katanya.
Berdasarkan keterangan kepolisian, pendeta Yeremia meninggal
ditembak oleh anggota KKB sekitar pukul 19.00 WIT. Kala itu, pendeta Yeremia
bersama dengan sang istri sedang pergi ke kandang ternak babi untuk memberikan
makan. Namun, sang istri kembali ke rumahnya terlebih dahulu.
"Korban tidak kembali ke rumah sehingga istri korban
mencari ke kandang ternak yang berada di Kampung Bomba dan melihat korban sudah
meninggal dunia," ujar Kamal.
Meski demikian, pihak kepolisian belum dapat menjelaskan
secara lebih rinci terkait insiden tersebut lantaran masih dalam proses
penyelidikan. Polisi mengirimkan tim penyelidik ke Kampung Bomba untuk meminta
keterangan dari istri korban lebih lanjut.
Keterangan dari oleh pihak polisi dan TNI berbeda jauh dari
apa yang disampaikan oleh Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII). Mereka menduga
bahwa korban ditembak oleh aparat TNI hingga tewas. Situasi ini membuat para
jemaat ketakutan dan lari ke hutan.
"Itu berdasarkan fakta di lapangan, dalam hal ini ada
saksi, pimpinan wilayah melaporkan bahwa diduga oknum TNI menembak pendeta kami,"
kata Daniel kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (21/9).
Sementara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi
Papua Merdeka (TPNPB-OPM) membantah bertanggung jawab dalam insiden penembakan
pendeta Yeremia. Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom menuding aparat TNI yang
menembak pendeta Yeremia saat kontak senjata dengan prajuritnya di Intan Jaya.