SWARAKYAT.COM - Saksi hidup PKI, Prof Salim Said angkat bicara terkait sejarah pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia itu
menceritakan, kebangkitan PKI di Indonesia bermula dari gagasan Soekarno untuk
mengembangkan ideologi Nasakom (nasionalis, Islam, dan komunis).
Gagasan itu muncul pada tahun 1926 setelah pemberontakan PKI
di Jakarta dan Banten ditumpas oleh pemerintah Hindia Belanda.
“Bung Karno melihat pemberontakan itu gagal karena tidak ada
persatuan, itu komunis saja. Jadi Bung Karno mengajak persatuan nasionalis,
Islam dan komunis (Nasakom). Gak ada masalah waktu itu,” ucap Salim Said dalam
video yang dibagikan di kanal YouTube Egis Purnama, Selasa (30/9).
Salim menjelaskan pada tahun 1948 atau setelah Indonesia
merdeka, terjadi pemberontakan PKI di Madiun yang menelan banyak korban, baik
dari kalangan ulama maupun TNI.
“Sejak itu, cara orang Indonesia yang bukan komunis melihat
Indonesia itu sebagai ancaman,” ucapnya.
PKI kembali melancarkan upaya kudeta pada tahun 1965 yang
dikenal dengan istilah Gestapu atau Gerakan 30 September atau G30S PKI.
“Sejumlah jenderal dibunuh oleh PKI. Keadaan itu memperburuk
kemungkinan mengembangkan persatuan berdasarkan Nasakom,” ucapnya.
“Akhirnya Bung Karno tersingkir dan Nasakom tidak
dibicarakan lagi, habis sudah sejarahnya,” tambah pria 77 tahun tersebut.
Menurut Salim, peristiwa pemberontakan PKI 1948 dan 1965
terekam dalam ingatan umat Islam dan TNI yang menjadi korban PKI.
“Makanya kalau Anda lihat sekarang, penentangan terhadap
rencana UU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) itu adalah orang-orang Islam dan
pensiunan tentara,” katanya.
Salim menegaskan, PKI tidak mungkin lagi bangkit seperti dulu. Partai komunis di dunia saat ini juga bukan sosialis lagi, tapi kapitalis.
“Komunis itu sudah bangkrut, Uni Soviet bubar, Cina jadi
kapitalis, Vietnam jadi kapitalis. Ada partai komunis di negeri itu, tapi
ideologi komunis tidak lagi mereka jalankan,” katanya.
Kalau begitu, kenapa Indonesia masih takut dengan PKI?
Salim menjelaskan bahwa ketakutan sebagian orang Indonesia itu
karena ada pengalaman buruk.
Pengalaman menunjukkan pada zaman Nasakom sebelum Gestapu,
PKI berlindung di balik Soekarno untuk menindas orang Islam.
“Jadi orang ada ketakutan jangan sampai PKI itu menyelusup
ke dalam PDIP dan dari dalam menggunakan tangan pemerintah menindas orang
Islam,” ucapnya.
“Jangan lupa, ada anak PKI namanya Ribka Tjiptaning yang
menulis buku bangga jadi anak PKI. Dan dia itu adalah pengurus PDIP,” imbuhnya.
Salim meyakini Ribka Tjiptaning tidak akan membentuk atau
menghidupkan kembali partai komunis di Indonesia, tetapi dia bisa saja meminjam
tangan pemerintah untuk balas dendam kepada orang Islam.
“Dia bisa menggunakan kekuasaan, meminjam tangan pemerintah
membalaskan dendamnya kepada orang-orang Islam. Ini yang ditakutkan oleh orang
Islam, bukan partai komunisnya, partai itu sudah bangkrut,” pungkas Salim Said.
Selengkapnya simak video Salim Said yang mengulas sejarah
PKI di bawah ini: