SWARAKYAT.COM - Seorang ahli virologi China yang dilaporkan bersembunyi karena takut akan keselamatannya telah kembali muncul ke hadapan publik. Ia bahkan mengklaim punya bukti ilmiah yang menunjukkan COVID-19 adalah buatan manusia di laboratorium China.
Dilansir dari New York Post, Dr Li-meng Yan merupakan
ilmuwan yang mengklaim melakukan sejumlah penelitian paling awal tentang
COVID-19 tahun lalu. Ia pun buka suara pada Jumat (11/9) dalam wawancara di
sebuah acara bincang-bincang Inggris, 'Loose Women'.
Saat ditanya dari mana asal virus corona berasal, Yan
menjawabnya melalui aplikasi obrolan video daring dari lokasi rahasia.
"Itu berasal dari laboratorium di Wuhan. Laboratorium
itu dikendalikan oleh pemerintah China," klaimnya.
Ia menegaskan laporan luas yang menyebut virus itu dari
pasar basah Wuhan hanyalah 'kedok'.
"Pasar (daging) di Wuhan adalah kedok dan virus ini
bukan dari alam," sambungnya.
Yan menjelaskan ia mendapat 'kecerdasannya' dari para dokter di CDC China. Ahli virologi ini menuduh Beijing berbohong saat mengetahui virus pembunuh itu dan menutup-nutupi yang dikerjakan Yan.
Menurut keterangannya, mantan supervisornya di Sekolah
Kesehatan Masyarakat Hong Kong, sebuah laboratorium rujukan untuk WHO,
membungkamnya saat Yan memperingatkan penularan dari manusia ke manusia pada
Desember tahun lalu. Di bulan April, ia dilaporkan melarikan diri ke Hong Kong
lalu ke Amerika untuk meningkatkan kesadaran soal pandemi. Kini ia mengatakan
berencana merilis bukti ilmiah bahwa virus itu dibuat di dalam laboratorium
Wuhan.
"Urutan genom itu seperti sidik jari manusia. Jadi
berdasarkan ini, Anda dapat mengidentifikasinya. Saya menggunakan bukti itu
untuk memberi tahu orang-orang mengapa ini datang dari laboratorium di China
dan mengapa hanya mereka yang membuatnya," terangnya.
Yan menambahkan orang-orang dapat membacanya, memeriksa,
mengidentifikasi, dan memastikannya sendiri meski tak punya pengetahuan
biologi.
"Kita perlu tahu asal-usul virus itu. Jika kita tak
bisa mengatasinya, nyawa semua orang terancam. Jika saya tidak mengatakan yang
sebenarnya kepada dunia, saya akan menyesal," tuturnya.
Yan juga mengklaim informasinya dihapus dari basis data
pemerintah sebelum melarikan diri dari China.
"Mereka menghapus semua informasi saya untuk menyebar
rumor bahwa saya pembohong," kata Yan.
Sementara itu, Direktur Institut Virologi Wuhan Yuan Zhiming
sebelumnya membantah laporan bahwa virus corona menyebar secara tidak sengaja
dari fasilitasnya.
"Tidak mungkin virus ini berasal dari kami,"
tegasnya kepada media pemerintah pada bulan April.[]