SWARAKYAT.COM - Keputusan Partai Gelora Indonesia memberikan dukungan kepada putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Rakapada Pemilihan Wali Kota Solo dipertanyakan sejumlah pengguna media sosial Twitter.
Mereka mengkritik keputusan itu dengan mempertanyakannya kepada Fahri Hamzah yang merupakan Wakil Ketua Umum Partai Gelora. Pasalnya, sebelumnya Fahri pernah mengungkapkan ketidaksetujuannya Gibran ikut kontestasi Pilkada.
Bahkan ada netizen yang mengkritik Fahri dengan memosting
foto editan Fahri mengenakan sorban yang selama ini menjadi ciri khas Ali
Mochtar Ngabalin, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Di samping
foto editan Fahri, diposting pula foto Ngabalin.
“Kulihat, udah cocok kalinya Bang Fahri jadi
Ngabalin.Lanjutkan Bang Fahri menuru Arah Baru bersama Fahri Baru,” sindir
pemilik akun @TukangKredit10 di atas foto editan yang diunggahnya, Sabtu
(19/9/2020).
Sindiran itu menanggapi pembelaan Fahri atas pernyataan yang
pernah diungkapkan setahun lalu, yakni mengkritik Gibran saat berencana maju
Pilwalkot Solo.
“Itu nasihat setahun lalu: Gelora belum ada. Pilkada belum
ada. Gibran belum maju. Setahun kemudian: Gelora ada Pilkada sudah mulai.
Gibran sudah maju. Masak dilarang,” kata Fahri melalui akun Twitternya
@Fahrihamzah, Jumat 18 September 2020.
Dalam cuitan sebelumnya, Fahri mengakui pernah mengkritik
Gibran. Ketika itu dia menilai langkah Gibran yang ingin maju pada Pilkada 2020
bisa mengganggu reputasi sang ayah, Presiden Joko Widodo.
“Saya pernah kritik Gibran, mau maju pilkada bisa berakibat
ke arah reputasi bapaknya. Sekarang terbukti ramai kan. Tapi, tetaplah itu
tidak mengubah makna teoritis terminologi dinasti yang terkait dengan pewarisan
dengan darah. Pilkada bukan pewarisan darah. Pilkada bukan dinasti,” kata
mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Menanggapi foto editannya mirip Ali Mochtar Ngabalin, Fahri
menjawab santai. “Gambarnya bagus,” ujarnya dengan menyertakan emoji tertawa.