SWARAKYAT.COM - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo diturunkan dari podium saat pidato di acara sulaturahmi di Surabaya, Jawa Timur Senin 28 September 2020. Acara deklarasi KAMI yang dihadiri Gatot di Jawa Barat pada 9 September lalu juga sempat mengalami dua kali pembatalan sepihak oleh pengelola gedung sewa tanpa ada alasan yang jelas.
Pengamat Politik Rocky Gerung menilai dengan sejumlah
hambatan yang didapatkan saat acara silaturrahmi ataupun deklarasi, terlihat
bahwa ada strategi tertentu yang diarahkan untuk menjebak Gatot dan gerakan
KAMI. Dengan tujuan agar gerakan yang diinisiasi oleh Gatot dan sejumlah tokoh
lainnya itu tidak dapat berjalan mulus.
"Kelihatannya Gatot dijadikan new COVID, gagal berantas
COVID, mau berantas Gatot. Kita bisa lihat sebetulnya seluruh strategi media
istana itu adalah bukan menjegal Gatot, tapi menjebak Gatot. Tapi jebakan itu
terlalu dangkal karena satu isu diputar-putar terus dan saya nggak anggap itu
akan berhasil karena KAMI itu tetap diinvestasikan untuk politik moral,"
kata Rocky Gerung dalam video di akun Youtubenya yang berjudul 'Skenario
Menjadikan Gatot Nurmatyo New COVID-19' yang diunggah Senin 28 September 2020.
Menurut Rocky, jika strategi ini yang dilakukan pemerintah
untuk menjegal langkah KAMI yang berada di jalur oposisi, maka itu tak akan
berpengaruh banyak. Rocky juga memprediksi dalam beberapa hari ke depan
pemberitaan tentang Gatot akan ramai dimunculkan.
"Upaya untuk mengepung Gatot hanya mungkin berhasil
kalau politik moral ada juga di istana. Nah soal ini kalau yang menjebak
moralnya jauh di bawah, ya nggak akan terpengaruh jadi saya bisa lihat mungkin
2 hari ini segala isu tentang Gatot juga akan dimunculkan ulang," ujar
Rocky.
Pemberitaan tentang Gatot dan pelarangan sejumlah kegiatan
KAMI dinilai punya tujuan tertentu. "Bukan digelembungkan, tetapi ini
diarahkan supaya timbul kontradiksi di dalam KAMI dan psikologis KAMI terganggu
terutama di daerah. Sehingga seluruh perencanaan moral KAMI itu berantakan
sebenarnya itu pikirannya," ujar Rocky.
Dalam rencana untuk menghambat laju KAMI tersebut, Rocky
meyakini akan ada upaya yang lebih serius dari pemerintah.
"Dalam rangka itu, permainan intelijen, lalu
kasak-kusuk politik, uang, pasti akan diturunkan untuk proyek itu. Tapi sekali
lagi proyek semacam ini hanya akan berhasil kalau yang melakukannya adalah
mereka yang bersih. Mereka yang moral standing-nya itu sempurna," ujarnya.
Dalam kondisi saat ini, di mana proses demokrasi Indonesia
yang kerap mendapat kritikan, dinilai penjebakan terhadap KAMI dan juga Gatot
tak akan berhasil.
"Terlihat bahwa keadaan ketidakmampuan istana menangani
COVID, dalam ketidakmampuan istana untuk menghasilkan kesetaraan warga negara,
dalam ketidakmampuan istana untuk memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa
Indonesia adalah negara yang serius dalam demokrasi, pasti gerakkan pengepungan
KAMI juncto Gatot itu pasti berantakan,” ujarnya.