SWARAKYAT.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat dibuka anjlok ke level 5084,32 pada Kamis (10/9). Sehingga Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat membekukan sementara perdagangan saham.
Dari beragam perspektif yang muncul, mantan Sekretaris
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu memaparkan analisisnya
terkait fenomena ini.
Menurutnya, alasan harga saham anjlok di pasar modal
setidaknya dipengaruhi empat faktor utama yang buntutnya berada di kebijakan
pemerintah pusat.
"Analisis penyebab harga saham anjlok pertama, pasar
tahu bahwa sumber dana program pemulihan ekonomi dari utang," ujar Said
Didu di akun Twitternya, Jumat (11/9).
Mantan Komisisaris PT Bukit Asam ini melanjutkan, alasan
kedua yakni tingginya bunga utang yang dimiliki pemerintah. Dana yang ada, kata
dia, tersedot ke pembelian surat utang negara yang sebelumnya diterbitkan.
Selain itu, kondisi perekonomian di dalam negeri yang tengah
terpuruk juga ikut mempengaruhi faktor ketiga, yakni larinya modal asing di
pasar modal.
Asing memindahkan uangnya ke LN (luar negeri) karena
turunnya kepercayaan pasar," ungkapnya.
Bahkan, kebijakan baru yang tengah dirancang pemerintah
untuk menjaga stabilitas keuangan negara berupa pembentukan Dewan Moneter ikut
menjadi faktor harga saham anjlok. "Keempat isu pembentukan Dewan
Moneter," demikian Said Didu.