SWARAKYAT.COM - Pendakwah Syekh Ali Jaber menyatakan, pelaku penusuk dirinya bukan seorang yang memiliki gangguan jiwa pada saat kejadian penusukan di halaman Masjid Falahuddin, Bandar Lampung, Ahad (13/9). Menurut dia, pelaku penusuknya sangat berani dan terlatih.
“Kekuatan dan keberaniannya, mohon maaf, dia bukan orang
yang gangguan jiwa, dia sangat sadar dan sangat berani bahkan sangat terlatih.
Kalau kata terlatih, berarti ada orang di belakang, siapa? Wallahu a’lam,” kata
Syekh Ali Jaber dalam konferensi persnya di sebuah restoran di Kota Bandar
Lampung, Senin (14/9).
Menurut dia, setelah mengetahui pelaku seorang pemberani dan
terlatih, biarkan proses hukum berjalan. Dia berharap aparat kepolisian
menjalankan tugasnya secara amanah, jujur, dan kepercayaan kepada polisit
sangat luar biasa mudah-mudahan tidak disalahgunakan.
Dia mengatakan, kejadian ini dapat diproses secara hukum di
negeri ini bukan hanya karena dia pribadi, tapi untuk seluruh ulama, dai, habib
di negeri Indonesia, supaya tidak lagi orang yang menjadi sasaran kepada mereka
dan agama.
“Mohon maaf, kejadian serupa ini selama ini ulama kita
terlalu ikhlas, karena ini musibah sudahlah ikhlaskan,” ujarnya.
Menurut Syekh Ali Jaber, ikhlas ada waktunya, ikhlas ada
poin-poinnya, jika terlalu ikhlas maka ada orang-orang yang akan memanfaatkan
kejadian seperti ini terus menerus, dan mereka menganggap umat Islam dan ulama
lemah, dan menganggapi tidak bisa apa-apa.
“Insya Allah, kita semua bisa melawan semua kebatilan. Tapi,
kita tidak mau diadu domba, tidak mau terjadi fitnah, tidak mau terpublikasi.
Makanya sebelum terjadi hal-hal tidak diinginkan. Mohon aparat polisi
ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya, agar bisa menenangkan masyarakat, agar
tidak terulang lagi kejadian ini,” kata Ali Jaber.
Ulama asal Madinah yang bermukim di Indonesia menjalankan
dakwah selama 12 tahun tersebut mengatakan, kejadian ini cuma satu orang yang
pelaku, bukan masyarakat Lampung.
“Masyarakat Lampung sudah saya kenal baik, saya sudah
berkali-kali ke Lampung, masyarakat Lampung mencintai kedamaian, sangat
mencintai ulama, sangat mencintai para habib. Tidak mungkin mereka berniat
jahat seperti ini kalau ada satu atau dua orang melakukan seperti itu, bukan
mewakili seluruh masyarakat Lampung,” katanya.
Menurutnya, Allah akan menunjukkan pertolongan kepada kita.
Pertolongan Allah kepada orang bertakwa, upaya mereka memadamkan cahaya
Alquran, kita yakini bahwa mereka tidak akan bisa memadamkan cahaya Alquran
karena Allah sudah menjanjikan tetap menjaganya dan menyempurnakannya.
“Karena kejadian ini, saya telah berniat dan menekadkan diri
tinggi dan azzam untuk menjadikan Lampung salah satu pusat terlahir program
satu juta penghafal Alquran. Kita akan bangun markas, dari 114 di Indonesia,
salah satunya di Bandar Lampung, Lampung Timur dan tempat lainnya, akan
terlahir penghafal-penghafal Alquran,” ujarnya.
Komentar Mahfud MD
Senada dengan Syekh Ali Jaber, Menteri Koordinator Politik
Hukum dan Keamanan Mahfud MD juga tidak percaya pria yang menusuk Syekh Ali
Jaber memiliki gangguan jiwa.
"Spekulasi di masyarakat ada dugaan berdasarkan
pengakuan keluarganya, si penusuk ini sakit jiwa. Tapi kita belum percaya. Kita
akan tahu dia sakit jiwa betul atau tidak setelah diselidiki," kata dia
dikutip dari Instagram resminya, Senin (14/9).
Menurut Mahfud, untuk menyimpulkan bahwa pelaku memiliki
gangguan jiwa, bisa dibuktikan dengan mengambil keterangan dari teman, tetangga
hingga memeriksa jejak digital pelaku.
"Ada jejak digitalnya. Kalau orang sakit jiwa jejak
digitalnya kayak apa, keluarganya melihatnya kayak apa, tetangganya melihat
kayak apa, teman-temannya melihatnya kayak apa. Baru kita dapat menyimpulkan
dia sakit jiwa," ucap dia.
Ia mengatakan, telah memberikan instruksi kepada aparat
untuk mengusut tuntas serta menyelidiki latar belakang dan jaringan di belakang
pelaku penusukan itu. Selain itu, ia meminta penyelidikan dilakukan secara
transparan.
"Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh aparat baik
itu aparat keamanan, aparat intelijen. Bahkan saya sudah minta BNPT kemudian Densus
bahkan BAIS, BIN, Kabaintelkam. Saya minta selidiki kasus ini dengan
sebaik-baiknya, se-transparan mungkin," kata dia.
Mahfud telah meminta kepada aparat yang disebutkan itu,
untuk melakukan pemetaan, pemantauan, dan perlindungan penuh kepada para da'i,
terutama ulama ketika tengah berdakwah, tanpa melihat pandangan politiknya.
Menurut dia, selama ini, para ulama memiliki andil dalam
membangun budaya yang baik di dalam masyarakat.
"Kalau pemerintah sendiri, tak akan mampu membangun
masyarakat sebaik ini tanpa peran serta para ulama dan juru dakwah yang telah
bekerja secara ikhlas," kata dia.
Syekh Ali Jaber ditusuk saat mengisi sebuah acara di Bandar
Lampung, Lampung, Minggu (13/9) sore sekitar pukul 16.30 WIB. Pelakunya adalah
seorang pria berusia 26 tahun berinisial AR. Ali Jaber mendapat luka di
lengannya karena serangan senjata tajam tersebut.
Penusukan terjadi ketika Ali tengah mengisi acara ceramah di
Masjid Afaludin Tamin Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandarlampung.
Saat kejadian Ali sedang mengisi acara wisuda hafidz AlQuran
sekaligus mengisi ceramah. Tiba-tiba, AR berlari naik ke atas panggung dan
menusuk Syekh Ali Jaber mengunakan senjata tajam jenis pisau.
Dari keterangan kerabatnya, disebut bahwa pelaku memiliki
gangguan jiwa.