SWARAKYAT.COM - Sikap kritis langsung dilayangkan Arief Poyuono kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan setelah dirinya tidak lagi menjabat sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra.
Struktur resmi dari Partai Gerindra memang belum diumbar ke
publik. Tapi, hampir pasti Arief tidak lagi berada di posisi waketum pendamping
Prabowo Subianto.
Kini dia membentuk lembaga baru, namanya Lembaga Pemantau
Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (LPPC19-PEN). Arief Poyuono
menjadi ketua umum dari LPPC19-PEN.
Usai lembaga dibentuk, Arief Poyuono langsung mengkritik
kerja Anies Baswedan dalam menangani wabah virus corona atau Covid-19.
Khususnya setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan akan ada resesi
ekonomi di kuartal III 2020.
Menurutnya, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional yang dipimpin Airlangga Hartarto sudah berjalan baik. Mulai dari
Program Pra Kerja yang sudah masuk gelombang ke-9 , BLT pada buruh yang
berpenghasilan UMR, bantuan kredit pinjaman dan restrukturing pinjaman pada
sektor UMKM, dan bansos yang terus berjalan.
“Di sisi penanganan Covid-19 juga menunjukan angka
kesembuhan pasien yang terus meningkat serta fasilitas penanganan pasien yang
makin bertambah,” tegasnya kepada redaksi, Rabu (23/9).
Dia lantas menunjuk hidung Gubernur Anies yang gagal menekan
laju sebaran corona. Keteledoran Anies dengan melakukan pembiaran dan terkesan
menyepelekan penyebaran Covid-19 saat memasuki new normal di Jakarta menjadi
penyebab meningkat jumlah masyarakat yang terdampa.
“Keteledoran Pemprov DKI Jakarta salah satu dengan segera
mengizinkan car free day, tidak melakukan kontrol penerapan protokol kesehatan
yang ketat dengan melibatkan aparat keamanan terhadap masyarakat yang melakukan
aktivitas di resto dan pusat pembelanjaan,” ujarnya.
“Termasuk mengizinkan aksi-aksi demo di Jakarta yang sudah
tidak mengindahkan protokol kesehatan lagi,” sambung Arief.
Menurutnya, keteledoran itu yang membuat pertumbuhan ekonomi
di kuartal III yang seharusnya tumbuh positif 3 persen menjadi tumbuh negatif
hingga minus (-) 2, 7 persen.