SWARAKYAT.COM - Hari ini, 20 Oktober 2020 tepat satu tahun masa pemerintahan Joko Widodo - Maruf Amin.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance
(Indef) Bhima Yudhistira menyoroti beberapa masalah di bidang ekonomi selama 1
tahun Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjabat.
Salah satunya terkait nilai utang negara yang terus meninggi dan jadi warisan
bangsa.
Mengutip catatan International Debt Statistics 2021 dari
Bank Dunia, Bhima memaparkan, Indonesia tercatat menempati urutan ke-6
tertinggi di antara negara berpendapatan menengah dan rendah dalam Utang Luar
Negeri (ULN), yakni USD 402 miliar.
Beban utang luar negeri tersebut jauh lebih besar dibanding
negara berpendapatan menengah lain seperti Argentina, Afrika Selatan hingga
Thailand. Bahkan berpotensi semakin membesar di tengah situasi pandemi Covid-19
saat ini.
"Di tengah situasi pandemi, pemerintah terus menambah
utang dalam bentuk penerbitan utang valas yang rentan membengkak jika ada
guncangan dari kurs rupiah," ujar Bhima kepada Liputan6.com, Senin
(19/10/2020).
Pada 2020, pemerintah juga telah menerbitkan Global Bond
sebesar USD 4,3 miliar dan jatuh tempo pada 2050 atau tenor 30,5 tahun.
Artinya, ia menegaskan, pemerintah tengah mewarisi utang pada generasi ke
depan.
"Setiap 1 orang penduduk di era Pemerintahan
Jokowi-Maa’ruf Amin tercatat menanggung utang Rp 20,5 juta. Itu diambil dari
perhitungan utang pemerintah Rp 5.594,9 triliun per Agustus 2020 dibagi 272
juta penduduk," tutur dia.
Bhima pun tak menyangkal jika beban utang itu bakal semakin
membesar. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi nasional alami penurunan hingga
menyentuh level -5,32 persen di kuartal II 2020 akibat terlambatnya penanganan
Covid-19 yang dilakukan.