SWARAKYAT.COM - dr Tirta menguraikan tentang wabah COVID-19 yang ia nilai ditunggangi oleh sejumlah pihak. Dalam penjelasannya, ia menyinggung WHO hingga kabar virus tersebut berasal dari China.
China, dikatakan dr Tirta, masuk dalam gerakan vaksin WHO, COVAX, yang digagas WHO dan Bill Gates di belakangnya. Selama ini teori lain juga pernah dilontarkan Flat Earth 101 bahwa virus ini adalah senjata biologis yang ditransmisikan oleh China.
"Jadi apa yang diteriakkan Jerinx dan FE 101 tentang
konspirasi COVID-19 di elite global akhirnya terbukti," ungkap dr Tirta.
Pria berkacamata ini menguraikan tentang bagaimana isu
COVID-19 kini sudah ditemukan vaksinnya di bawah organisasi PBB, WHO. Beberapa poin
disampaikan dr Tirta tentang hal itu dari informasi sebuah jurnal yang ia
peroleh.
WHO sudah memproduksi vaksin lewat gerakan bernama COVAX.
Gerakan tersebut digalang WHO bersama dua organisasi kesehatan, GAVI dan CEPI,
yang salah satunya dilatarbelakangi oleh Bill Gates. Indonesia disebut
tergabung dalam 170 negara yang ikut serta dalam gerakan COVAX. Gerakan ini
menjanjikan, pemberian vaksin bagi 20 persen populasi penduduk di suatu negara,
mengakhiri fase akut dari pandemi dan membangun ekonomi.
Tak hanya sampai di situ, dr Tirta juga menyoroti tentang
sejumlah demonstrasi yang terjadi di Indonesia belum lama ini. Ia meyakini ada
benang merah yang berkaitan dengan pemasaran vaksin yang ditemukan WHO bernama
COVAX serta pernyataan terbaru dari WHO soal pembatasan sosial di momen
pandemi.
"Setelah demo omnibus law, WHO tiba-tiba ber-statement,
lockdown nggak penting. Yang mengatakan adalah David Navarro (Direktur Jenderal
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO). Ini suatu kebetulan yang sangat aneh,"
ungkap Dr Tirta.
"Terjadinya demo ini, tiga hari kemudian WHO
mengemukakan lockdown itu tidak penting. Dan memuji negara-negara yang tidak
melakukan lockdown karena akan mengganggu ekonomi negara tersebut,"
sambungnya.
Omnibus law bukan satu-satunya isu yang semestinya jadi
sorotan. Ia menyebut demo yang terjadi mengaburkan kesepakatan penyebaran
vaksin COVAX dari WHO di Indonesia yang sudah disahkan dalam Perpres No 99
Tahun 2020 sehari setelah omnibus law disahkan.
Sesuai aturan dalam perpres tersebut, ada beberapa golongan
yang ditetapkan akan mendapatkan giliran vaksin. dr Tirta menyebut dirinya
masuk di gelombang pertama yang tergolong dalam garda terdepan orang-orang yang
menangani COVID-19.
"Saya merupakan salah satu penerima vaksin paling
pertama. Tapi saya mengajari kalian, ternyata kita hanyalah pion-pion catur
yang dimainkan oleh para elite global," ucap dr Tirta.
Ia menyimpulkan virus COVID-19 yang berasal dari China
sengaja disebar ke Indonesia. Hal ini dilihat dari data masuknya turis China ke
Indonesia per Februari 2020. Turis-turis China disebut menjadi penyumbang
pariwisata terbesar di Indonesia. (*)