"Saya katakan ini bukan kabinet kerja tapi kabinet
party (pesta). Mereka senang-senang karena mendapatkan jabatan dan fasilitas
yang enak-enak disisi lain Presidennya seperti tukang sate, yang ngipas,
ngebakar dan mecuci piring sendiri," kata Immanuel kepada Kantor Berita
Politik RMOL, Sabtu (31/10).
Komisaris PT Mega Eltra itu melihat ada lebih dari lima
menteri yang tidak bekerja melainkan hanya berpesta. Ia menegaskan obat paling
mujarab untuk mengatasi hal tersebut hanya dengan mengkocok ulang alias
reshuffle.
"Pecat dan reshuffle," tekan dia.
Immanuel pun mengamini hasil survei Indonesia Poltical
Opinion (IPO) yang menunjukkan, 51 persen responden tak puas dengan kinerja
Presiden Joko Widodo. Angka itu meningkat dibandingkan hasil survei pada Juli
2020, yang hanya 33,5 persen.
"Fakta inilah yang membuat kita miris, karena
disebabkan minimnya kinerja pembantu-pembantunya, padahal Presiden Jokowi mau
cepat kerjanya," kata dia.
Saat ini, Immanuel menambahkan, beberapa menteri yang sangat
lambat merespon kemaunan Presiden Jokowi. Oleh sebabnya ia mendesak agar
Presiden Jokowi segera mereshuffle kabinetnya lantran dengan
pertimbangan-pertimbangan yang dia paparkan itu.
"Jangan sampai Presiden meninggalkan legacy yang tidak
baik di akhir kepemimpinannya," tekan Immanuel