SWARAKYAT.COM - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (purn) TNI Moeldoko menegaskan bahwa negara menjamin kebebasan berpendapat tiap individu atau kelompok. Hanya saja, mantan Panglima TNI ini menegaskan jika juniornya, Gatot Nurmantyo Cs, sudah mengganggu stabilitas politik, maka ada tindakan juga yang harus ditempuh.
"Tapi jangan coba-coba mengganggu stabilitas politik.
Kalau bentuknya sudah mengganggu stabilitas politik, semua ada risikonya.
Negara punya kalkulasi dalam menempatkan demokrasi dan stabilitas," ujar
dia.
Moeldoko melihat, kegaduhan belakangan ini yang dilakukan KAMI sudah dihitung. Ia juga
menegaskan, pemerintah dan aparat meresponsnya juga tergolong biasa. Menurut
dia, kehadiran KAMI adalah dinamika politik dalam sebuah bernegara.
"Tetapi manakala itu sudah bersinggungan dengan
stabilitas dan mulai mengganggu, saya ingatkan kembali. Negara punya kalkulasi. Untuk itu ada
hitung-hitungannya," kata Moeldoko.
Sebelumnya, Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia
(KAMI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, sempat diprotes oleh sekelompok orang
ketika mau melakukan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pada
Rabu, 30 September 2020.
Namun, ratusan orang yang memprotes kedatangan Gatot itu
langsung bubar saat didatangi oleh sejumlah ormas yang turut serta dalam
kegiatan tabur bunga Pahlawan Revolusi bersama para purnawirawan TNI. Para
demonstran yang memprotes Gatot kabur ke arah Cililitan, Jakarta Timur.
Ormas yang ikut dalam kegiatan tabur bunga di antaranya
Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan (FKPPI), Bang Japar dan lainnya.
Mereka mengawal kegiatan tabur bunga yang dipimpin oleh mantan Panglima TNI
itu.
Setelah massa yang memprotes kabur, selanjutnya Gatot
bersama para Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara berhadapan dengan personel
TNI dan Polri. Bahkan, Gatot sempat bersitegang dengan Dandim Jakarta Selatan
Kolonel inf Ucu Yustia saat mau masuk ke area makam.
“Ini di makam pahlawan ya. Anda punya Sapta Marga, sumpah
prajurit. Anda bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kami
purnawirawan akan menghormati para pahlawan yang jadi korban G30S/PKI,"
kata Gatot.
Kemudian, Dandim (Komandan Kodim) Jakarta Selatan Kolonel
inf Ucu Yustia menyampaikan hanya melaksanakan tugas dan tidak ada maksud untuk
melarang Jenderal (Purn) Gatot bersama para purnawirawan yang mau berziarah dan
tabur bunga ke makam pahlawan. (*)