Rachland menegaskan, bahwa Megawati bisa menjadi Wakil
Presiden berkat mahasiswa yang melakukan demonstrasi untuk melengserkan
Soeharto.
“Ibu Mega bisa jadi Wapres di masa reformasi karena demonstrasi
mahasiswa berhasil memaksa Soeharto lengser. Jadi Ibu Mega harusnya memelihara
rasa terima kasih dan penghargaan kepada gerakan Mahasiswa berikut gerakan
moral yang dilakoni mereka,” katanya, sebagaimana dikutip dari merdeka.com,
Kamis (29/10).
Lebih lanjut, Rachland Nasidik menyindir Megawati berbuat
seenaknya sendiri dan menganggap Indonesia “miliknya” karena memiliki hubungan
biologisnya dengan Soekarno. Termasuk diantaranya dengan merendahkan gerakan
mahasiswa.
“Hingga, semua orang termasuk mahasiswa, harus bertingkah
laku sesuai selera dan kehendaknya sendiri saja. Bila, di saat para mahasiswa
menghadapi represi fisik dan politik akibat sikap kritisnya, Mega justru
merendahkan mahasiswa, maka jelas sekali Mega memihak otoritarianisme,” urainya.
Lebih lanjut, kenalan sangat menyayangkan jika Megawati yang
ikut-ikutan merendahkan mahasiswa di saat mereka dituduh ditunggangi
orang-orang yang berkepentingan.
“Soekarno sendiri, salah satu pendiri bangsa, adalah seorang
pemikir politik yang brilian. Sayang di masanya berkuasa, ia menjadi tiran.
Kelihatannya, apa yang diwarisi Mega dari Soekarno hanyalah bagian buruknya
saja,” pungkas Rachland lagi.
Diberitakan, Megawati Soekarnoputri mempertanyakan apa
sumbangsih generasi muda kepada negara saat ini. Karenanya, dia mendesak
Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak memanjakan kaum milenial.