SWARAKYAT.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan penerimaan negara sampai dengan akhir September 2020 terpantau loyo.
Menariknya, menkeu terbaik Asia Timur itu menunjuk
pemberlakuan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagai biang
kerok.
Data Kementerian Keuangan menunjukan realisasi pendapatan
negara dan hibah hingga akhir September 2020 tercatat telah mencapai Rp
1.158,99 triliun.
Angka tersebut setara68,18 persen dari target pada
APBN-Perpres 72/2020, dimana capaian pendapatan negara tersebut pertumbuhannya
masih terkontraksi negatif 13,65 persen year on year (yoy).
Realisasi Pendapatan Negara yang bersumber dari penerimaan
perpajakan secara nominal telah mencapai Rp 892,44 triliun atau sama dengan
63,54 persen APBN-Perpres 72/2020.
Menkeu Sri Mulyani dikutip Kontan.co.id mengatakan, hampir
seluruh jenis pajak utama mengalami tekanan pada Januari-September 2020 yang
disebabkan oleh perlambatan kegiatan ekonomi akibat Covid-19 dan pemanfaatan
insentif fiskal dalam rangka pemulihan ekonomi nasional
"Kecuali PPh OP yang masih mampu tumbuh positif 1,97
persen. Sementara pajak penghasilan (PPh) Migas kontraksi paling dalam seiring
dengan penurunan harga dan volume," ujar Menkeu dalam Konferensi APBN
Laporan Periode Realisasi September, Senin (19/10).
Di sisi lain, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai
Rp260,87 triliun setara 88,69 persen dari target dan realisasi hibah mencapai
Rp 5,68 triliun.
Berdasarkan capaiannya, pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan dan PNBP lebih tinggi berturut-turut sebesar 63,5 persen dan 88,7 persen dari targetnya dibandingkan tahun lalu masing-masing 58,19 persen dan 79,78 persen.
Adapun, realisasi PNBP pada bulan September 2020 lebih banyak ditopang dari kinerja positif pendapatan BLU yang tumbuh sebesar 34,2 persen yoy, khususnya dari pendapatan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (DPKS), pendapatan jasa pelayanan pendidikan, dan pendapatan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN).
Sementara itu, penerimaan bea cukai pada Januari-September
2020 terutama didorong realisasi cukai khususnya HT yang tumbuh karena adanya
limpahan penerimaan tahun sebelumnya yakni efek PMK-57, dan penerimaan bea
keluar bulan September tumbuh 9,40 persen mtm, didorong peningkatan ekspor
mineral terutama tembaga dan bauksit.