SWARAKYAT.COM - Kesan Presiden Joko Widodo perlahan-lahan ingin meninggalkan PDI Perjuangan mencuat.
Publik mengindikasikan, Jokowi akan meninggalkan banteng
lantaran tak banyak melibatkan kader PDI Perjuangan dalam kebijakan presiden.
Salah satu yang tampak yakni dalam pembentukan Komite
Pemulihan Ekonomi Nasional dan juga Satgas Penanganan Covid-19.
Indikasinya, tak ada satupun nama kader PDI Perjuangan
muncul. Selama ini lebih banyak kader dari Partai Golkar dan juga profesional
seperti Erick Thohir dan orang-orangnya.
Ketua Dewan Pembina Pusat Studi Politik dan Keamanan
(Puspolkam) Indonesia Faisal Jaya Daeli menyampaikan tidak menutup kemungkinan
adanya indikasi tersebut.
“Bisa jadi ada, dan itu bisa dilacak, karena sekarang dengan
alam keterbukaan, apalagi dengan peran media yang sangat kuat,”ucap Firman,
Selasa (27/10).
Firman mengatakan, dengan adanya keterbukaan di ruang publik
dengan sejumlah platform media massa banyak dan kuat.
Ditambahkan Firman, saat ini publik bisa melihat langsung
dan menilai secara sungguh-sungguh indikasi adanya lingkungan pemerintahan yang
mencoba untuk melakukan upaya manuver politik guna kepentingan pribadi maupun
kelompok.
“Apakah ada di antara staf pembantu misalnya presiden yang
melakukan gerakan itu?” imbuhnya.
Disinggung mengenai siapa tokoh yang sengaja melakukan
kudeta kepada presiden, Firman mengatakan agar masyarakat tenang.
“Jadi memang ini untuk kita dengar saja lah. Supaya, kita
bisa hidup ini menjadi tenang, riang gembira, jangan terlalu,” tandasnya.