Rencana invasi militer itu tertera di dalam dokumen yang
berjudul “Liberating Petamburan” (Membebaskan Petamburan). Namun, pihak RI
mengeluarkan bantahan. Mereka mengatakan dokumen tentang serangan militer
terhadap Petamburan itu seratus persen hoax.
Meskipun dokumen itu dikatakan hoax, tetapi rencana untuk
melumpuhkan basis FPI itu sangat menarik untuk dicermati. Strategi yang sangat
canggih dan berbiaya mahal.
Menurut dokumen yang bocor itu, Petamburan akan digempur
dari laut, darat dan udara.
Untuk serangan laut, pihak RI akan membuat semacam
“waterways” (sungai besar) yang mengeliling wilayah Petamburan. Kali Ciliwung
yang berada di sebelah timur Petamburan akan diperlebar menjadi 600 meter.
Kedalamannya akan dikeruk menjadi 150 meter. Sungai lebar ini akan dibuat
mengeliling Petamburan.
Pelebaran Kali Ciliwung sampai 600 meter dengan kedalaman
150 meter itu diperlukan agar kapal perang RI bisa masuk mendekati wilayah
Petamburan. Puluhan kapal perang jenis ‘destroyer’ dan ‘frigate’ disiapkan untuk
gempuran laut. Dikerahkan juga sejumlah kapal selam dan kapal penyapu ranjau.
Untuk serangan udara, RI berencana membangun dua ‘air strip’
(landasan pacu) baru di Tangerang Barat dan Bekasi Timur. RI akan mengerahkan
60 pesawat tempur jet dari berbagai jenis. Ada F16 dan Sukhoi.
Helikopter Apache yang bisa tinggal landas dan mendarat
vertikal akan dikerahkan khusus untuk mencopot baliho HRS.
Disebutkan, serangan udara akan berlangsung tanpa batas
waktu. Selain itu, negara sahabat dari Utara akan meminjamkan 40 jet jarak jauh
yang ‘fully loaded’ dengan rudal udara ke darat.
Kalau belum memadai, RI akan meminta bantuan negara sahabat
dari Utara untuk meminjamkan kapal induk yang membawa 40 jet tempur. Kapal
induk akan masuk ke Petamburan melalui “waterways” yang mengelilingi wilayah
kecamatan itu.
Untuk serangan darat, RI akan mengerahkan sekitar 70 tank,
puluhan artileri, dan berbagai kendaraan lapis baja. Puluhan ribu tentara dari
berbagai kesatuan akan dikerahkan.
Inilah poin-poin penting yang tertera di dokumen rahasia
tentang rencana penyerbuan Petamburan.
Alhamdulillah, ketegangan politik antara RI dan Petamburan
telah mereda. Serangan militer besar-besaran tak jadi dilancarkan. Tensi
ketegangan politik menurun setelah Panglima Operasi RI membuka komunikasi
dengan Petamburan.[]
28 November 2020
Penulis: Asyari Usman, Wartawan Senior