Sebab, narasi yang disampaikan presiden seakan kontras
dengan apa yang tercermin dalam kepemimpinannya sebagai kepala negara.
"Jadi presiden itu harus juga jadi pemimpin yang
membina dan mengarahkan, serta mempersatukan rakyat, bukan membelah dan adu
domba rakyat," kata Haris Rusly Moti di akun Twitter pribadinya, Kamis
(26/11/2020).
Namun demikian, ia pesimis hal tersebut terwujud bila
seorang kepala negara tidak memiliki gagasan yang besar untuk bangsa.
"Kalau tak punya gagasan besar, apa yang bisa diarahkan?"
tegasnya.
Sindiran Haris tersebut merujuk pada pernyataan Presiden
Jokowi dalam pembukaan Musyawarah Nasional ke-10 Majelis Ulama Indonesia yang
disampaikan secara virtual, Rabu malam (25/11).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyebut corak
keislaman Indonesia identik dengan pendekatan dakwah kultural yang persuasif
dan damai.
"Hal ini menunjukkan bahwa semangat dakwah keislaman
kita adalah merangkul, bukan memukul. Karena hakikat berdakwah adalah mengajak
umat ke jalan kebaikan sesuai akhlak mulia Rasulullah SAW," jelas Jokowi.