SWARAKYAT.COM - Pemadaman listrik yang terjadi di Kota Bekasi pada siang ini, Minggu (1/11) tidak hanya menyulut kekesalan warga. Tapi juga mendapat kritik tajam dari Ketua Umum Lembaga Pemantau Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (LPPC19-PEN), Arief Poyuono.
“Listrik di Bekasi Kota sudah mati dari jam 12.00 sampai
sekarang (14.40),” ujarnya meluapkan kekesalan pada Kantor Berita Politik RMOL
sesaat lalu.
Secara khusus Arief Poyuono mengkritik Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sebagai perusahaan plat merah yang memonopoli setrum di negeri
ini. Menurutnya, kinerja buruk PLN bisa membuat berbagai program Presiden Joko
Widodo dalam memulihkan ekonomi nasional gagal.
Arief Poyuono menjelaskan bahwa di saat pandemi, banyak
masyarakat yang menggantungkan aktivitasnya secara virtual. Artinya, mereka
membutuhkan pasokan listrik secara stabil agar bisa terus bekerja.
“Dengan matinya listrik PLN, maka akan mempengaruhi BTS
provider, internet mati juga. Ini baterei hape juga tinggal 15 persen,”
sambungnya.
Secara tegas, Arief Poyuono mendorong Menteri BUMN Erick
Thohir untuk segera bersikap. Dia mendesak Erick untuk mencopot semua direktur
dan komisaris PLN. Sebab mereka berpotensi membuat sebaran corona semakin
tinggi lagi.
“Orang jadinya harus ketemu kan karena listrik mati,
internet mati. Artinya berpotensi menambah sebaran corona,” ujar Arief Poyuono
yang tinggal di Harapan Indah, Kota Bekasi.
“Menteri Erick harus memecat seluruh jajaran direksi dan
komisaris PLN,” sambungnya.
Menurutnya, pemecatan itu penting dilakukan. Khususnya untuk
memastikan keinginan Presiden Joko Widodo mendatangkan investor ke dalam negeri
benar-benar tercapai.
Ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini menilai
UU Ciptaker yang sudah disahkan akan percuma jika infrastruktur utama seperti
listrik masih mengalami gangguan.
“Kalau PLN kerja rikiplik gini, mana ada investor mau
dateng. Pemulihan ekonomi bisa gagal,
percuma menko perekonomian bekerja keras, tapi tidak disupport listrik,”
pungkasnya.