Dalam tiga rekaman suara tersebut, intinya mereka mengklaim
tidak ada senjata api dalam mobil pengawal Habib Rizieq.
Selain itu, dalam rekaman tersebut, mereka juga membicarakan
klaim bahwa ada pengawal Habib Rizieq ditembak di sebuah gedung.
Sekretaris Jenderal FPI Munarman mengakui, tiga rekaman itu
benar berisi pernyataan pengawal Habib Rizieq yang selamat dari penembakan.
“Ya, itulah faktanya,” kata Munarman saat dikonfirmasi
terkait rekaman suara tersebut, Selasa (8/12/2020).
Dia menegaskan, melalui rekaman-rekaman suara itulah, FPI
memastikan barisan pengawal rombongan Habib Rizieq tidak melakukan penyerangan
terhadap polisi.
Munarman menambahkan, rekaman-rekaman suara pengawal Habib
Rizieq itu terjadi ketika mobil mereka sudah dikepung oleh tiga kendaraan lain.
“Mereka lantas ditangkap, diculik, lalu dibawa ke suatu
tempat untuk dibantai,” tegasnya.
Soal klaim dalam rekaman suara bahwa penembakan tidak
terjadi di jalan tol, melainkan di sebuah gedung, Munarman membenarkan adanya
dugaan itu.
“Dugaan kuat begitu,” kata dia.
Munarman lantas mengkirimkan tiga voice note. Ternyata, rekaman yang dikirimkan
Munarman itu sama dengan yang didapat
Rekaman I: Pentungan aja gak ada bang…
Satu dari tiga rekaman yang didapat berisi seorang pengawal Habib Rizieq yang tak
diikut ditembak, bahwa dalam mobil rekan-rekannya tidak terdapat senjata jenis
apa pun.
“Irben kontek-kontekan langsung bang, dengan yang di mobil.
Itu yang di mobil itu kan gak ada yang pegang senjata…” demikian suara dalam
rekaman itu.
Orang yang terekam suaranya itu sempat berhenti berkata. Dia
menangis sesegukan.
Setelahnya, dia melanjutkan kalimatnya, “Pentungan aja gak
ada bang.”
Dia lantas menjelaskan, bahwa mobil kawannya yang tewas itu
sempat dipepet oleh tiga mobil.
Namun, ia kecewa, karena polisi mengklaim hal berbeda.
“… dan mereka dipepet tiga mobil bang. Tapi dibilangnya kita
yang mepet mobil polisi, nyerang pake aspai kan.”
Rekaman pertama itu terhenti oleh suara tangisan orang yang
sama.
Rekaman II: Mereka ditembak di gedung
Sementara pada rekaman kedua, nada dan gaya orang yang
berbicara, berbeda dengan voice
note pertama.
Dalam rekaman kedua ini, orang yang berbicara membicarakan
klaim bahwa 6 pengawal Habib Rizieq tidak ditembak di tempat, alias di Jalan
Tol Jakarta – Cikampek.
Orang itu mengklaim, keenam pengawal Habib Rizieq tersebut
ditembak mati di sebuah gedung.
” Gak , gak ditembak di tempat. Ditembak di gedung. Kayaknya
di gedung.”
Dia lantas memberikan alasan yang memperkuat dugaannya
tersebut.
“Karena pagi tadi, dapat informasi, sebelum zuhur, mereka
masih ada. Dan betul korbannya… satu lagi.”
Ia melanjutkan, “Memang malam itu ditembak satu, dan mereka
masih ada.”
Namun, orang itu menjelaskan, informasi yang didapatnya itu
berbeda dengan kabar Senin siang.
“Ternyata zuhur ini, kita dapat informasi sudah ditembak
semua. Berarti itu kan kejadian baru. Artinya mereka sudah dibawa ke gedung itu
kan.”
Rekaman III: Mereka mati syahid
Dalam rekaman ketiga, orang yang berbicara berbeda dengan
voice note pertama maupun kedua.
Rekaman suara kali ini, berisi doa-doa untuk keenam orang
pengawal Habib Rizieq yang dinyatakan polisi tewas ditembak.
Berikut isinya:
Alfatihata wa salat al fatihi lima ughliq, li jami il
mujahidina fisabilillah, asyahidina fi sabilillah. Allahumma firlahum warhamum
waafihi wafuanhum, wa akrim nuzulahum wa wassi madkholahum.
Ya ruhi Fais, Ambon, Andi, Reza, Luthfi, Kadafi, goffar
allahu dzunubahum ghofarollohu dzunubahum wa sataro ‘uyuubahum wa ja’alal
jannata matswahum, Syaiulillahum.
Al Fatihah. – bismillahir rahmanir rahim alhamdu lillahi
rabbil alamin ar rahmanir rahim maliki yaumid din iyyaka na budu wa iyyaka
nastain, ihdinas siratal mustaqim, siratallazina an amta alaihim ghairil
magdubi alaihim wa lad-dhallin
Allahumma sholli ala sayyidina muhammaddinil fatihi lima
ughliq wal khatimi lima sabaqa, wan nshiril haqqa bil haqqi, wal hadi ila
shiratin mustaqim. Wa ‘ala alihi, wa ashhabihi haqqa qadrihi wa miqdarihil
azhim.
Subhana rabbika rabbil izzati amma yasifuna wa salamun alal
mursalina wal hamdulillahi rabbil alamina.