Hal ini respons penindakan hukum atas kerumunan massa yang
dihadiri pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di tengah pandemi
virus corona.
"Yang terjadi belakangan ini tentang pemeriksaan Habib
Rizieq Shihab, kalau memang negara ini adil dan benar-benar beradab, maka semua
kumpulan orang diperiksa semuanya, ini contoh saja," kata Gatot dalam
acara Dialog Nasional 100 Ulama dan Tokoh yang disiarkan secara virtual melalui
kanal YouTube Front TV, Rabu (2/12).
Gatot juga menyoroti perlakuan yang diterima beberapa
pentolan KAMI, seperti Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana.
Penangkapan terhadap tiga orang itu, menurut Gatot, menunjukkan bahwa negara belum mampu mengamini asas keadilan dengan sepenuhnya.
Selain itu, mantan Panglima TNI ini pun menyinggung beragam
ketimpangan dan ketidakadilan yang terjadi di Papua Barat, dan beberapa daerah
lainnya.
"Dia [aparat penegak hukum] melakukan pelanggaran hukum
dengan menangkap KAMI, mereka [anggota KAMI] ditangkap tanpa barang
bukti," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Umum FPI Munarman. Ia
menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara berasaskan hukum yang berkeadilan.
Munarman pun menilai Indonesia bukan negara hukum yang
arogan, yang hanya memberikan keadilan bagi segelintir golongan saja.
Munarman menyoroti penindakan aparat penegak hukum yang
dinilai tidak adil dalam menyikapi kerumunan di acara yang dihadiri Rizieq
Shihab beberapa tempo lalu.
Beragam acara itu kemudian berujung pemanggilan sejumlah
saksi oleh polisi hingga pencopotan lurah, camat, maupun wali kota.
"Ini menunjukkan bukan negara hukum berkeadilan,"
kata Munarman dalam acara yang sama.