Dalam video itu, tampak belasan orang long march sambil
membawa bendera organisasi dan membentangkan spanduk penolakan Otonomi Khusus
(Otsus) Papua Jilid 2.
Sebagian peserta demo mengenakan pakaian adat Papua. Mereka
long march sambil meneriakkan ‘Papua merdeka’.
“Ada demo di Surabaya tuntut kemerdekaan Papua. Entar lagi
ada nenek nenek yang bawa karung mungutin KOTEKA,” tulis akun @RomitsuT yang
membagikan video tersebut.
Pemilik akun @LisaAmartatara3 turut membagikan video
tersebut. Ia mempertanyakan sikap aparat yang terkesan diam melihat seruan
Papua Merdeka.
“Kok diam aja ada demo seperti ini @DivHumas_Polri? Apa
karena kurang bawa Baliho Habib Rizieq Shihab ya. NKRI harga mati harusnya di
Papua sana yang 90% milih Pak @jokowi,” tulisnya.
Rayakan Kemerdekaan Papua
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia
untuk West Papua (FRI-WP) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Negara
Grahadi Surabaya, Selasa (1/12). Mereka juga merayakan proses deklarasi
kemerdekaan Papua.
Ada demo di Surabaya tuntut kemerdekaan Papua....
— Romitsu Top (@RomitsuT) December 2, 2020
Entar lagi ada nenek nenek yang bawa karung mungutin KOTEKA 😁😁 pic.twitter.com/YzOkb6zb5D
Rubi Wonda, jubir aksi mengatakan, 1 Desember adalah hari
kemerdekaan bangsa Papua.
Kemerdekaan dirayakan dengan demonstrasi di seluruh
Indonesia dan Papua untuk mengingatkan proses deklarasi kemerdekaan.
”Bangsa West Papua telah mendeklarasikan kemerdekaan pada 1
Desember 1961. Namun Pemerintah Republik Indonesia tidak mengakuinya,” ujar
Rubi dalam keterangan tertulisnya, seperti dilansir Jawa Pos, Rabu (2/12).
Menurut Rubi, atas penolakan tersebut, tanah Papua diklaim
sebagai bagian dari Indonesia melalui operasi militer.
”Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan bahwa rezim
Soekarno datang untuk melakukan operasi militer di seluruh Papua. Rezim itu
mengklaim bahwa tanah Papua harus menjadi bagian dari Indonesia. Atas dorongan
imperialisme atau investasi kepentingan dan relasi PT Freeport yang kemudian
mengklaim bahwa tanah Papua itu bagian dari indonesia,” papar Rubi.
Atas hal tersebut, Rubi mempermasalahkan Neo Agreement
antara Indonesia, Belanda, dan Amerika. Perjanjian tersebut membahas hak, masa
depan, dan sumber daya alam Papua namun tidak pernah melibatkan mereka.
”Pemerintah tidak pernah melibatkan rakyat Papua sampai hari
ini. Maka kami selalu menuntut untuk pengakuan. Negara Republik Indonesia harus
mengakui rakyat Papua sudah merdeka sejak 1 Desember 1961,” ujar Rubi Wonda.
Unjuk rasa diikuti ratusan orang yang mengenakan pakaian
khas Papua. Mereka juga membawa berbagai atribut yang menuntut Indonesia
mengakui kemerdekaan Papua Barat. Demonstrasi berlangsung damai dengan menutup
setengah badan jalan.
Tidak hanya menuntut kemerdekaan, mereka juga menuntut
pemerintah tidak arogan ketika berhubungan dengan rakyat Papua.
”Kami ditindas, ditekan, dan mendapatkan perlakuan represif.
Kami menolak otonomi khusus!” tuntut salah satu orator.
Mereka juga menyampaikan tuntutan agar memberikan hak
penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi bangsa West Papua,
menolak otonomi khusus jilid 2, membuka akses jurnalis, dan menarik militer
organik dan non organik.
Mereka juga menuntut menghentikan diskriminasi serta
intimidasi terhadap mahasiswa West Papua, membebaskan tahanan politik West
Papua tanpa syarat, menolak daerah otonomi baru di West Papua.
Selain itu, usut tuntas pelaku penembakan pendeta Jeremiah
Zanambani, tangkap, adili, dan penjarakan jenderal pelanggar HAM. Hentikan
rasialisme dan politik rasial yang dilakukan Pemerintah Indonesia dan TNI
Polri, cabut DO 4 mahasiswa Unkhair Ternate.
”Tutup PT Freeport dan BP LNG Tangguh. Kami juga menolak
pengembangan Blok Wabu,” ujar demonstran.
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menyebutkan, hingga saat ini sedikitnya 900 spanduk yang menampilkan gambar Pemimpin FPI Rizieq Shihab telah ditertibkan oleh aparat gabungan sejak akhir September 2020.
"Sampai saat ini hampir 900-an (spanduk) di DKI (ditertibkan),
bahkan ada warga yang ikut turunkan," katanya di Jakarta, Senin
(23/11/2020), seperti dikutip Antara.