"Bahkan belakangan juga muncul tindakan-tindakan doxing
dan serangan terhadap personality anggota Komnas HAM," kata Ketua Tim
Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam lewat keterangannya, Senin (28/12/2020).
Anam menyebut muncul berbagai hoax di media sosial terkait
penyelidikan baku tembak antara polisi dan 6 laskar FPI. Dia mengatakan ada
pula informasi yang membandingkan tindakan Komnas HAM dengan kasus yang lain.
"Komnas HAM mendapatkan beberapa fakta terutama karena
tersebarnya informasi hoaks di berbagai platform media sosial. Adanya
pemberitaan yang mencampuradukkan berita lain yang seolah-olah bagian dari
berita dalam konteks peristiwa ini. Muncul juga informasi yang membandingkan
tindakan Komnas HAM dengan kasus yang lain, padahal kasus yang lain juga
ditangani oleh Komnas HAM secara transparan," ujarnya.
Komnas HAM berharap, masyarakat ikut berpartisipasi aktif
dalam menyebarkan narasi positif yang bisa dipertanggungjawabkan, baik sumber
maupun faktanya.
Sebelumnya, Komnas HAM mengungkapkan hasil investigasi
kontak tembak antara polisi dengan 6 laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek Km 50.
Komnas HAM menemukan sejumlah barang bukti, seperti proyektil peluru,
selongsong dan serpihan bagian dari mobil yang diyakini terkait dengan peristiwa
tersebut.
Seperti diketahui, dalam menginvestigasi peristiwa kontak
tembak antara polisi dan laskar FPI Komnas HAM memeriksa sejumlah pihak.
Sejumlah pihak yang diperiksa, yakni saksi dari FPI, polisi yang bertugas saat
kejadian, hingga ahli.
Kontak tembak antara polisi dan laskar FPI di Tol
Jakarta-Cikampek Km 50 terjadi pada 7 Desember 2020 lalu. Kejadian bermula saat
aparat melakukan penyelidikan terhadap pengikut Habib Rizieq Shihab di Tol
Jakarta-Cikampek. Dalam peristiwa kontak tembak tersebut, 6 laskar FPI tewas.