Dalam artikel berjudul ‘Upeti Bansos untuk Tim Banteng’,
Tempo menelusuri sejumlah perusahaan yang ditunjuk langsung dan mendapat lebih
dari 1 juta paket.
“Tiga di antaranya adalah PT Anomali Lumbung Artha, yang
mendapat 1,506 juta paket dengan 1,123 juta paket; dan PT Integra Padma
Mandiri, yang peroleh 1,5 juta paket,” tulis Tempo.
Tempo menyebut PT Anomali dan PT Famindo sama berkantor di
Gedung Patra Jasa Office Tower 17 Suite 1701.
Tak hanya menunjuk perusahaan pengadaan paket, Juliari
Batubara dan tim khususnya juga menunjuk rekanan untuk memproduksi goodie bag.
Dua anggota staf Kementerian Sosial bercerita, Juliari
meminta mereka menghentikan pencairan vendor penyedia tas kain itu.
Penyebabnya, tas yang digunakan sebagai wadah oleh Integra
Padma Mandiri itu akan diproduksi oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex.
Padahal, semula, pengadaan tas itu akan diprioritaskan kepada
usaha kecil – menengah.
Menurut dua anggota staf tersebut, masuknya nama Sritex
merupakan rekomendasi putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
“Itu bagian anak Pak
Lurah,” tutur seorang di antaranya.
Tempo menuliskan bahwa sebutan Pak Lurah mengacu pada
Jokowi.
Akhir April lalu, Juliari Batubara menyatakan telah mengajak
perusahaan yang berbasis di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, itu untuk
memproduksi tas pembungkus bahan pokok.
Juliari berkilah, penyaluran bantuan sosial sempat terhambat
karena pemasok kantong mengalami kendala bahan baku yang harus diimpor.
“Pemasok sebelumnya kesulitan bahan baku yang harus impor,”
kata Juliari.
Kementerian Sosial memesan tas bantuan sosial kepada PT
Sritex sebanyak 10 juta kantong.
Dimintai tanggapan, Direktur Utama Sritex Iwan Setiawan
Lukmanto tak merespon saat dimintai konfirmasi.
Corporate Communication PT Sritex, Joy Citra Dewi mengatakan
terjalinnya kerja sama goodie bag ini bermula dari komunikasi dengan
Kementerian Sosial.
Joy menampik perusahaannya berkomunikasi dengan anak
Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka terkait dengan pengadaan tersebut.
“Untuk keterlibatan Gibran sepertinya tidak benar,” ucap Joy
Citra.
Tempo menyebut Juliari Batubara sempat bertemu dengan
Presiden Jokowi di Istana Bogor dua hari sebelum ditahan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Dua hari sebelum diterungku di rumah tahanan Komisi
Pemberantasan Korupsi, Menteri Sosial Juliari Peter Batubara menghadap Presiden
Joko Widodo di Istana Bogor, Jumat pagi, 4 Desember lalu,” tulis Tempo, dikutip
dari akun Twitternya, @tempodotco, Senin (21/12).[]