Surat ini saya tujukan kepada Prof. Dr. Mahfud MD. Kebetulan
menjabat Menko Polhukam. Kebetulan ikut ambil bagian dalam mengambil kebijakan
negara untuk melarang FPI melakukan kegiatan sebagai organisasi masyarakat.
Saya kirimkan surat ini khusus ke Prof Dr Mahfud MD, karena
2 alasan: 1). Sebagai Muslim. 2). Sebagai pernah di organisasi HMI. Malahan
pernah jadi Pimpinan KAHMI.
Kalau tidak karena 2 alasan itu, isi surat ini tidak perlu
capek-capek saya kirimkan. Sebab karena
Muslim, HMI pula, maka pastilah, mendahulukan kepentingan suara hati dan
keadilan jauh lebih penting ketimbang jabatan dan duniawi fatamorgana yang
sebentar ini.
Terus terang Prof, tindakan pelarangan FPI yang ujug-ujug
tanpa melalui pembuktian alasan yang jelas di pengadilan, sudah nggak usah
berdebat lagi, itu tidak dapat diterima oleh hati nurani.
Ini bukan soal FPI-nya. Ini soal cara pelarangannya yang
menurut saya, sudah sewenang-wenang. Kalau preseden tindakan semacam ini
dimaklumi dan didiamkan, bisa-bisa jadi "yurisprudensi" di kemudian
hari. Pokoknya kalau sudah SKB sekian menteri, sah dilakukan penindakan
pelarangan.
Kalau saya dalam posisi Prof Mahfud, mencermati kasus demi
kasus yang merundung FPI dengan luar biasa, mulai dari pembunuhan 6 orang
laskar FPI tersebut yang sarat tanda tanya, Pemimpin FPI-nya Habib Rizieq
Syihab langsung ditahan, isu penyitaan lahan Pesantren FPI di Megamendung,
kemudian dengan cepat pula tanpa didahului proses pengadilan, organisasinya
dilarang sekarang, kalau saya sebagai Prof Mahfud, lebih baik memenangkan
nurani, dan mundur dari jabatan tersebut, daripada dipertanyakan kelak di depan
Tuhan.
Mana tahu ayat ini ada sentuhannya, saya akan sampaikan
kepada Prof. Akhirnya harapan saya, kiranya surat ini dipandang merupakan
sebagai niat baik untuk saling mengingatkan dan pengamalan tawaashow bil haqq
sebagai sesama Muslim.
Alquran Surah Yunus 23-24
فَلَمَّاۤ اَنۡجٰٮهُمۡ اِذَا هُمۡ يَبۡغُوۡنَ فِى الۡاَرۡضِ بِغَيۡرِ
الۡحَـقِّ ؕ يٰۤـاَ يُّهَا النَّاسُ اِنَّمَا بَغۡيُكُمۡ عَلٰٓى اَنۡفُسِكُمۡۙ مَّتَاعَ
الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا ثُمَّ اِلَـيۡنَا مَرۡجِعُكُمۡ فَنُنَبِّئُكُمۡ بِمَا كُنۡتُمۡ
تَعۡمَلُوۡنَ
23. Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka
berbuat kezhaliman di bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia!
Sesungguhnya kezhalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu sendiri; itu hanya
kenikmatan hidup duniawi, selanjutnya kepada Kamilah kembalimu, kelak akan Kami
kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ
السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ
حَتَّىٰ إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ
قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا
كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
24. Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya
seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah
tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang
dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam
atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan
tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.
(Mantan anggota HMI)
Oleh:Syahrul Efendi Dasopang