SWARAKYAT.COM - Pimpinan Wilayah GP Ansor Sulawesi Utara, rencananya akan melaporkan MAB, seorang pensiunan polisi yang menyebarkan gambar dan narasi yang menghina Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Ketua PBNU Said Aqil Siroj dan Gus Nuril.
Dalam unggahan di media sosial milik akun pribadinya, MAB yang pernah tercatat sebagai seorang Kapolsek di salah satu wilayah Polda Sulawesi Utara menyertakan foto ketiga tokoh di Nahdlatul Ulama itu dengan sebutan The Legend of Munafikun.
Foto Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang juga akrab
disebut Gus Yaqut yang menggunakan baju Banser NU, juga diedit sehingga hanya
terlihat satu mata saja.
Sementara ada narasi yang dituliskan dalam postingan
foto-foto tersebut yakni:
"Dajjal telah turun ke bumi, para munafikum juga sudah
bertebaran di atas bumi, dunia semakin tua. Mengaku islam tetap dari belakang
menusuk Islam, Ingat!!! Kita semua akan melalui titian yang lebih halus dari
rambut dan lebih tajam dari mata pedang. Semoga para munafikun dan pemimpin
yang zolim tidak akan menembusnya".
Ketua PW GP Ansor Sulawesi Utara, Yusra Alhabsy mengatakan,
pelaporan MAB ke pihak berwajib dikarenakan penghinaan terhadap tiga orang
tokoh di NU, sudah sangat melewati batas. Menurutnya, editan foto dan tudingan
sebagai Dajjal, adalah fitnah yang sangat kejam.
"Mungkin jika itu adalah masyarakat biasa, GP Ansor
tidak akan bereaksi seperti ini. Tapi ini adalah seorang pensiunan polisi,
seorang tokoh yang tentunya menjadi panutan setidaknya di masyarakat tempatnya
tinggal. Kasihan masyarakat yang akhirnya ikut-ikutan terpengaruh," kata
Alhabsy.
Sementara, Sekretaris PW GP Ansor Sulawesi Utara, Ismail
Maga menyebutkan pihaknya tengah melakukan kajian tentang tindak lanjut dari
rencana pelaporan MAB ke kepolisian tersebut. Apalagi, dalam Tabayyun yang
telah dilakukan oleh GP Ansor ke yang bersangkutan, dirinya memang mengakui
postingan itu diunggahnya sendiri ke akun media sosialnya.
"Seperti yang ketua PW sampaikan, beliau adalah
pensiunan polisi, seorang tokoh. Kasihan masyarakat yang melihat itu. Tudingan
dan fitnah ini sangat kejam," kata Ismail kembali. []